REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Pesantren karya Sutradara Shalahuddin Siregar yang bekerja sama dengan rumah produksi Lola Amaria Production siap tayang di bioskop tanah air, mulai Kamis (4/8/2022). Film yang menceritakan langsung kisah nyata kehidupan di dalam Pondok Pesantren dengan diskusi-diskusi ilmiahnya tentang islam dan keberagaman ini memberi pesan sangat positif untuk penikmat layar lebar.
Hal itu juga dirasakan langsung oleh Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang mengaku sangat terkesan dan terharu setelah menyaksikan gala premiere film Film Pesantren, pada Senin (1/8/2022) kemarin, di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan
"Saya benar-benar terharu dan bangga. Filmnya orisinil, asli, dan lebih asli lagi (pesantren sebagai objek film), belum berubah seperti waktu saya masih kecil," katanya.
"Karena film ini bagus sekali. Orisinil, dan menceritakan kehidupan di Pesantren dengan sebenarnya. Makanya, bukan hanya Presiden yang wajib menonton film bagus ini, tapi masyarakat luas juga. Supaya tahu kehidupan di pesantren yang sebenarnya," sambungnya.
Menurut Ketua Umum Partai Kebangkita Bangsa (PKB) ini, banyak pengambilan angle gambar yang sangat orisinil. Bahkan ada kamera tersembunyi yang tidak diketahui santri, sedang diambil gambarnya. Ia juga menilai, ada beberapa bagian yang memang mengambil latar belakang santri, dan aktingnya bagus.
"Ada di sini tidak orangnya? Ada ustaz Diding. Nah, ini kalau menurut saya perlu didorong menjadi bintang film beneran ini ya mba Lola (Lola Amaria). Makanya proses syuting begini lama,” ungkap Cak Imin.
Muhaimin juga mengapresiasi film Pesantren, karena mampu menyuguhkan pesan-pesan, ajaran-ajaran dan juga kajian-kajian yang berkembang di pesantren hingga terekspos dengan sangat bagus. Ia melihat, Film Pesantren merupakan film dokumenter, tapi dengan menyajikan alur yang sangat menarik.
“Harapan saya, animo masyarakat melihat secara langsung. Dan saya juga menilai subtitle tadi benar-benar bagus menjelaskan alur film,” harapnya.
Muhaimin menilai, film tersebut mampu menyuguhkan suasana, budaya dan tradisi asli pesantren. Menurutnya, film ini mampu menyajikan fakta meski pesantren ada dengan banyak keterbatasan fasilitas, namun tetap mampu melahirkan manusia yang berkarakter dan punya kemauan belajar yang tinggi.