Selasa 26 Jul 2022 16:59 WIB

Prof Zullies: Swamedikasi Aman untuk Penderita Alergi

Swamedikasi berarti penderita alergi dapat minum obat sendiri tanpa resep dokter.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Bersin alergi (ilustrasi). Penderita alergi dapat melakukan swamedikasi untuk meredakan gejalanya.
Foto: www.freepik.com
Bersin alergi (ilustrasi). Penderita alergi dapat melakukan swamedikasi untuk meredakan gejalanya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penderita alergi, baik pilek alergi maupun gatal alergi, tidak harus menyambangi dokter untuk meredakan alerginya. Mereka bisa langsung membeli obat antialergi di apotek.

Obat antialergi loratadin telah masuk kategori obat bebas terbatas (tanpa resep dokter). Pakar farmasi Prof Zullies Ikawati menjelaskan, hal itu disebut swamedikasi alergi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), swamedikasi merupakan upaya pengobatan yang dilakukan secara mandiri untuk mengobati gejala penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Baca Juga

"Ini melibatkan peran apoteker. Peran konseling apoteker pada pasien dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gejala alergi, mengingat di Indonesia, penderita alergi bertambah 30 persen setiap tahunnya," kata Prof Zullies pada webinar #RedakanAlergimuBestie besutan Bayer, dikutip Selasa (26/7/2022).

Swamedikasi dan kemampuan tata laksana mandiri amat perlu karena alergi bisa datang dan pergi sewaktu-waktu tanpa diprediksi, sedangkan seseorang tidak bisa selalu datang ke dokter. Menurut Prof Zullies, sebagian besar alergi juga bisa diatasi dengan obat tanpa resep sesuai panduan apoteker.

Selain konsumsi obat, seseorang perlu melakukan langkah preventif menghindari pencetus alergi. Jika seseorang alergi terhadap debu, hindari paparan debu dengan mengenakan masker. Apabila alergi udang, tentunya jangan menyantap hidangan tersebut. Begitu pun dengan jenis alergi yang lain.

Prof Zullies membagikan kiat langkah swamedikasi aman. Pertama, kenali dahulu gejala alergi yang dimiliki. Setelah itu, seseorang perlu mengidentifikasi pemicu alergi.

Cegah timbulnya alergi dengan menghindari pemicu tersebut. Jika tak bisa terhindarkan, siapkan obat alergi.

Terkait mekanisme alergi, Prof Zullies mejelaskan bahwa reaksi alergi melibatkan senyawa histamin yang akan bekerja pada reseptornya menghasilkan gejala-gejala alergi, entah berupa gatal, hidung tersumbat, kemerahan, dan lainnya.

Untuk mengatasi itu, perlu obat yang dapat menghambat kerja histamin, yakni antihistamin. Salah satu yang bisa menjadi pilihan adalah loratadine.

"Loratadine merupakan antihistamin generasi dua yang tidak/sangat sedikit menyebabkan efek samping mengantuk," ungkap Prof Zullies.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement