REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jenis makanan tertentu dapat menyebabkan masalah kesehatan, peradangan, dan menguras energi. Yang lebih buruk, makanan tertentu dapat membebani proses pencernaan.
Banyak makanan yang diproses secara berlebihan dengan campuran bahan-bahan tidak sehat yang dapat menyebabkan iritasi, memperburuk masalah perut yang ada, atau penyebab masalah perut baru. Bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan terkait perut, seperti penyakit refluks gastroesofagus (GERD) atau sindrom iritasi usus besar (IBS), makanan sehat tertentu mengandung senyawa atau nutrisi yang dapat mengiritasi perut.
Dilansir Eat This, Not That pada Rabu (20/7/2022), berikut makanan yang dinilai buruk untuk perut:
1. Karbohidrat halus
Karbohidrat sederhana dalam biji-bijian olahan dan makanan olahan, seperti keripik, roti putih, dan soda dapat menyebabkan kembung, gas, dan kram. "Mikroba usus menyukai makanan manis sehingga mereka berkembang dan dapat mendominasi mikroba baik," kata psikiater Harvard dan koki terlatih, Uma Naidoo.
Ketika mikroba baik kewalahan, maka mereka tidak dapat membantu dan menyebabkan peradangan usus dan saraf. “Usus yang tidak bahagia menyebabkan suasana hati yang sedih dan cemas," ujar penulis This Is Your Brain on Food ini.
2. Sup kalengan, ham, dan makanan tinggi natrium lainnya
Rata-rata, kaleng sup mengandung lebih dari 700 mg sodium. “Diet tinggi garam diketahui merusak lapisan perut, meningkatkan risiko tukak lambung, bahkan kanker perut," kata dokter sekaligus ilmuwan William W Li.
3. Yogurt rendah lemak
Orang dengan intoleransi laktosa bisa mengalami sakit perut saat makan produk susu, seperti susu, keju, dan yogurt. Namun, tahukah Anda bahwa kandungan gula yang tinggi dari beberapa produk susu dapat mengganggu perut, bahkan jika Anda tidak intoleran laktosa. Terlalu banyak gula dapat menyebabkan masalah akut seperti kembung, sembelit, sindrom iritasi usus, dan diare.
"Diet tinggi gula telah terbukti berpotensi mengurangi keragaman mikroba di usus setelah hanya satu pekan," ujar seorang profesor nutrisi di University of Hawaii di Mānoa, Jinan Banna.
Dia menjelaskan, hilangnya keragaman mikroba dalam mikrobiota usus terbukti terkait dengan sejumlah penyakit. Penyakit tersebut termasuk penyakit radang usus, obesitas, kanker, dan autisme.
4. Makanan pedas
Makanan pedas mungkin baik untuk kesehatan bagi sebagian orang, kecuali jika makanan itu memicu diare. Sebuah penelitian di BMJ mencatat, orang yang mengonsumsi makanan pedas hampir setiap hari dalam sepekan memiliki risiko 14 persen pengurangan kematian total dibandingkan dengan mereka yang jarang makan cabai.
Namun, penelitian lain di Neurogastroenterology & Motility menunjukkan semakin banyak makanan pedas yang dimakan, maka berpotensi mengalami gejala gastrointestinal yang lebih umum, cenderung lebih buruk. Makanan yang mengandung capsaicin, bahan pembuat cabai, bisa mengiritasi lapisan lambung, memicu mual, muntah, sakit perut, dan diare.
5. Gorengan, jus jeruk, kopi, dan alkohol
Menurut ahli gastroenterologi bedah dari iCliniq.com, Madhan Kumar, daftar makanan yang mengiritasi lambung dan dapat memperburuk gastritis sangat beragam. "Kafein dalam kopi mengiritasi lapisan perut, bahkan pilihan sehat seperti makanan yang sangat asam seperti buah jeruk, jus jeruk, dan jus tomat dapat mengiritasi lapisan perut," kata Madhan Kumar.
Makanan lain dalam daftar panjang iritasi potensial, termasuk makanan yang digoreng, produk susu, minuman berkarbonasi, makanan berlemak, cokelat, dan alkohol. Apa pun yang digoreng seperti kentang goreng dan naget ayam dapat memicu mulas dan refluks asam.
6. Karbohidrat FODMAP
Karbohidrat ini dapat menyebabkan nyeri gas dan kembung pada orang yang sensitif terhadapnya, terutama yang menderita sindrom iritasi usus besar. FODMAP adalah singkatan dari Fermentable Oligosaccharides, Disaccharides, Monosaccharides, And Polyols, yang merupakan gula rantai pendek yang diserap usus kecil dengan buruk.
"Banyak biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran mengandung senyawa ini sehingga diet rendah FODMAP bisa sangat membatasi makanan yang dibutuhkan dan bergizi," ujar ilmuwan makanan profesor nutrisi emeritus di Universitas St Catherine, Julie Miller Jones.
Senyawa FODMAP adalah fruktosa (ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan gula tambahan seperti gula meja dan sirup jagung fruktosa tinggi), laktosa (dalam susu dan produk susu lainnya), fruktan (dalam banyak biji-bijian, termasuk gandum dan barley), galaktan (ada di kacang-kacangan), dan poliol (dalam pemanis seperti sorbitol dan xylitol serta beberapa buah dan sayuran). Karena diet FODMAP sangat terbatas, maka sangat disarankan berkonsultasi dengan ahli.
7. Pemanis buatan
Meskipun disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika, pemanis buatan seperti sukralosa dan aspartam yang ditemukan dalam makanan berlabel “diet" seperti soda dan permen bebas gula dapat menyebabkan ketidakseimbangan mikrobioma usus. Dalam sebuah studi pada 2018, para peneliti menemukan bakteri yang ditemukan dalam sistem pencernaan menjadi beracun ketika terkena konsentrasi hanya satu miligram per mililiter pemanis buatan.
"Ini adalah bukti lebih lanjut bahwa konsumsi pemanis buatan berdampak buruk pada aktivitas mikroba usus, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan," kata salah satu penulis utama studi ini, Ariel Kushmaro.
8. Minuman berenergi
Minuman energi mengandung kafein dan stimulan lainnya, serta vitamin B3 yang larut dalam air yang dikenal sebagai niasin. Kandungan kafein yang tinggi dan/atau niasin dalam minuman ini terbukti menyebabkan sakit perut dan mual. Tanda-tanda keracunan niasin, termasuk cuci perut, pusing, tekanan darah rendah, kelelahan, sakit kepala, sakit perut, mual, penglihatan kabur, dan radang hati.
9. Sereal manis
Biji-bijian non organik yang digunakan dalam sereal manis, terutama gandum, mengandung herbisida seperti glifosat yang dapat menyebabkan kerusakan pada bioma usus (populasi bakteri yang sehat). Ketidakseimbangan dalam bakteri usus dapat memicu segalanya mulai dari masalah pencernaan hingga penyakit seperti diabetes tipe-2, obesitas, kanker, dan depresi.