Rabu 20 Jul 2022 01:00 WIB

Bagian Tubuh Ini Terasa Nyeri pada 1 dari 5 Orang yang Kena Omicron

Nyeri di bagian tubuh tertentu merupakan salah satu gejala kunci omicron.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi SARS-CoV-2 varian omicron. Orang yang terinfeksi omicron cukup banyak yang mengalami nyeri punggung.
Foto: Pixabay
Ilustrasi SARS-CoV-2 varian omicron. Orang yang terinfeksi omicron cukup banyak yang mengalami nyeri punggung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- VaccinesWork mengungkapkan bahwa satu dari lima orang yang terinfeksi varian omicron mengalami keluhan nyeri punggung. Nyeri punggung yang dialami para pasien Covid-19 ini bisa terasa cukup intens.

"Nyeri punggung kini merupakan salah satu gejala kunci dari omicron, salah satu varian SARS-CoV-2 utama yang beredar luas," ungkap VaccineWork, seperti dilansir Express, Selasa (19/7/2022).

Baca Juga

Kecenderungan nyeri punggung pada pasien Covid-19 yang terinfeksi omicron ini diketahui berdasarkan data dari Afrika Selatan, negara di mana omicron pertama kali teridentifikasi. Data tersebut menunjukkan bahwa orang-orang yang terinfeksi varian omicron menunjukkan dua kumpulan gejala.

Kumpulan gejala yang pertama adalah nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, dan batuk. Sedangkan kumpulan gejala lainnya adalah nyeri otot, khususnya nyeri punggung bawah. Pada sebagian pasien, nyeri punggung ini bisa sangat mengganggu dan menghambat mobilitas.

"Nyeri punggung ini digambarkan seperti periode kram yang intens, (nyeri akibat) batu ginjal, atau kram otot," ungkap VaccineWork.

Namun, perlu dipahami bahwa tidak semua nyeri punggung disebabkan oleh Covid-19. Bahkan, nyeri punggung yang disertai dengan gejala seperti batuk, demam, bersin, dan hidung tersumbat juga belum tentu menunjukkan Covid-19.

"Bisa saja itu menunjukkan penyakit lain, seperti flu," pungkas VaccineWork.

Nyeri punggung belum pernah dikaitkan sebelumnya dengan kasus Covid-19. Namun, saat ini nyeri punggung berada di peringkat pertama dari 20 gejala Covid-19 yang paling banyak dikeluhkan dalam Zoe Covid Symptom Study di Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement