REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terlalu banyak makan cokelat dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi penderita migrain, masalah kesehatan mental, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Ahli gizi klinis di Rumah Sakit Masina, Mumbai, Anam Golandaz mengatakan, membatasi konsumsi adalah kuncinya.
Dilansir Indian Express pada Jumat (8/7/2022), Golandaz menjelaskan kakao terdiri dari flavonoid yang merupakan antioksidan kuat. Flavonoid memiliki banyak manfaat, termasuk meningkatkan aliran darah, mengurangi risiko pembekuan, hingga menurunkan risiko strok dan penyakit jantung koroner lainnya.
Flavonoid juga meningkatkan fungsi otak karena meningkatkan kadar serotonin atau hormon bahagia dalam darah. Selain itu, kakao sangat bagus untuk kulit.
Cokelat berkualitas baik mengandung polifenol yang mendorong pertumbuhan bakteri baik, seperti lactobacillus. Bakteri ini baik untuk usus dan kesehatan usus.
Sebaliknya, cokelat berkualitas buruk dapat menyebabkan risiko infeksi. Dalam hal kuantitas, orang sehat dapat mengonsumsi 30-60 gram cokelat hitam per hari atau 10-15 gram susu cokelat per hari.
Apakah cokelat dianjurkan untuk pasien diabetes?
Golandaz mengatakan, jika diabetesi mengikuti pola makan yang sehat dan seimbang sesuai dengan kondisi penyakitnya, maka mereka dapat mengonsumsi 20-30 gram cokelat hitam per hari. Namun, jika orang itu tidak makan sehat, maka pasien sebaiknya menghindarinya.
Golandaz menyarankan pengidap diabetes mengonsumsi cokelat hitam yang rendah gula, kalori, dan lemak jenuh.
Pasien kardiovaskular
Untuk pasien kardiovaskular, kualitas dan kuantitas cokelat akan membuat perbedaan. Seperti pasien diabetes, Golandaz menyarankan pasien mengonsumsi dark chocolate dalam jumlah yang sama, yaitu 20-30 gram per hari, asalkan mereka mengikuti pola makan seimbang dan tidak mengonsumsi tambahan lemak jenuh.
Cokelat juga dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan kadar HDL, jika dikonsumsi dalam jumlah dan kualitas yang tepat.