REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inggris saat ini mengalami peningkatan kasus Covid-19 yang diyakini disebabkan oleh omicron subvarian BA.4 dan BA.5. Seorang pasien dengan BA.5 telah menceritakan gejala yang tidak biasa yang dialaminya dan sang buah hati. Alih-alih pilek, keduanya malah mengalami gejala yang mirip dengan meningitis.
Pasien bernama dr Claire Taylor mengatakan bahwa dia dan putranya mengalami gejala tak biasa, seperti leher terasa sakit dan kaku serta sensitif akan cahaya. Hejala tersebut khas meningitis.
"Sekujur tubuh juga rasanya sakit, seperti habis ditabrak bus. Nyeri ini terasa selama beberapa hari sebelum leher terasa kaku dan susah digerakkan. Suhu tubuh juga naik, saya merasa sengsara," kata dr Taylor dalam cicitannya di Twitter seperti dilansir laman Express, Selasa (5/7/2022).
🧵 1/ Someone posted today about #COVID19 being a cold and we should all just catch it and take paracetamol. So I thought I would tell you all about my experience with the new Ba.5 variant.Suffice to say I did not have a cold. I should start off by saying I do not have #LongCovid
— Dr Claire Taylor (@drclairetaylor) July 3, 2022
Gejala lain yang dia rasakan adalah mati rasa dan kesemutan di lengan kiri serta gangguan penglihatan. Ia mengaku tak merasakan gejala yang umum Covid-19 seperti flu, batuk, pilek, dan kehilangan indra penciuman.
"Saya pergi tidur dan bangun dengan penglihatan yang terdistrosi di mata kiri saya. Tidak dapat membaca apa pun karena ada sedikit teks yang hilang. Empat hari kemudian saya merasa mati rasa dan kesemutan hilang," kata dia.
Selain dr Taylor, area leher putranya juga mengalami nyeri dan kaku yang menyakitkan pada hari pertama tertular Covid-19 subvarian BA.5. Dia juga menderita suhu tinggi.
Berdasarkan tanda-tanda ini, dokter awalnya mengira itu meningitis. Putranya juga mengalami kelelahan dan mati rasa di kakinya pada hari ketujuh.
Putra dr Taylor mulai dites negatif pada tes aliran lateral sepekan setelah tes awal, namun gejalanya baru sembuh setelah dua pekan. "Bagi kami, ini bukan virus pernapasan, karena pada dasarnya adalah ini gejala virus meningitis (demam, sakit leher, dan kekakuan serta sensitif cahaya)," kata dokter itu.