REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kembali meningkatnya kasus Covid-19 kemungkinan turut berimbas pada lonjakan jumlah orang yang mengidap efek jangka panjang dari penyakit tersebut. Efek itu disebut long Covid, dengan cukup banyak pasien melaporkan mengalaminya.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) membuat daftar gejala umum long Covid. Pasien bisa merasakan kelelahan ekstrem, sesak napas, nyeri dada, masalah dengan memori dan konsentrasi (kabut otak), sulit tidur, palpitasi jantung, pusing, dan nyeri sendi.
Tidak sedikit pasien long Covid yang menunjukkan gejala depresi dan gangguan kecemasan. Begitu pula tinitus, sakit telinga, diare, sakit perut, kehilangan nafsu makan, suhu tubuh tinggi, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, perubahan indra penciuman atau pengecap, serta timbul ruam pada kulit.
Belum ada obat yang efektif mengatasi long Covid, namun ada beberapa cara untuk mengelola gejalanya. Ilmuwan Claire Shortt dari Food Marble menjelaskan bahwa menyantap makanan tertentu bisa membantu. Pedoman umumnya adalah fokus pada makanan utuh.
Shortt menyoroti beberapa hasil penelitian telah mendukung penerapan diet Mediterania, yang sebisa mungkin menghindari konsumsi makanan olahan. Menurut Shortt, kesadaran membiasakan pola makan sehat bisa menjadi dukungan kuat ketika tubuh lelah atau kondisi tidak optimal.
Shortt menjelaskan, tubuh dan usus membutuhkan ragam makanan yang seimbang dengan campuran nutrisi makro dan mikro. Apa pun yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh amat penting saat seseorang mengidap long Covid.
"Aturan praktis yang selalu saya lakukan adalah menargetkan 30 jenis makanan nabati setiap pekan. Anggap saja seperti "memakan" pelangi, banyak makanan nabati berwarna berbeda," ungkap Shortt, dikutip dari laman Express, Senin (4/7/2022).