Rabu 22 Jun 2022 12:31 WIB

Pangeran William Ungkap Alasan Mau Menyamar Jadi Penjual Majalah di Jalanan

Pangeran William sempat ikut menjajakan majalah Big Issue di London.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
 Pangeran William dari Inggris. Beberapa waktu lalu, Pangeran William ikut berjualan majalah The Big Issue yang membantu tunawisma dan orang-orang dengan masalah finansial.
Foto: AP/Toby Melville/Pool Reuters
Pangeran William dari Inggris. Beberapa waktu lalu, Pangeran William ikut berjualan majalah The Big Issue yang membantu tunawisma dan orang-orang dengan masalah finansial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran William menyamar menjadi penjual majalah The Big Issue di jalanan London, Inggris beberapa pekan lalu. Kini, ia menjelaskan alasannya bersedia melakukan hal itu.

Duke of Cambridge tidak menonjolkan diri saat menjual majalah Inggris yang dikenal karena mendukung para tunawisma dan orang-orang yang berjuang secara finansial. Ayah tiga anak ini terlihat mengenakan rompi merah dan topi yang serasi saat dia menjual majalah kepada orang yang lewat di jalan.

Baca Juga

Pangeran William menyebut pengalaman itu membuka matanya. Pria berusia 40 tahun ini pun bertekad terus memainkan perannya dalam membantu mereka yang paling membutuhkan.

Terkait ulang tahun ke-40-nya, William telah menulis secara eksklusif untuk majalah tersebut tentang hari-harinya di jalanan London.

"Saya ingin mengalami sisi lain dan melihat bagaimana rasanya menjadi penjaja Big Issue. Waktu itu benar-benar membuka mata saya," tulisnya, seperti dilansir laman Page Six, Rabu (22/6/2022).

Ketika menjual edisi majalah kepada orang yang lewat, William menghabiskan satu jam dengan Dave Martin, penjaja Big Issue. Dia duduk dengan Martin yang mewawancarainya untuk edisi terbaru.

Keduanya juga menjadi bintang sampul edisi khusus majalah tersebut. Martin memberi tahu Duke of Cambridge tentang pekerjaannya menjual majalah, dengan mengatakan, "Itu membuat saya tak lagi menggelandang. Memberi saya rasa hormat. Saya menjadi peminta-minta saat itu. Penjaja majalah lain mengatakan saya bisa melakukan sesuatu yang jauh lebih baik lalu membawa saya ke kantor Big Issue."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement