REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker serviks bisa memunculkan beberapa "red flag" atau tanda bahaya di tubuh. Salah satu dari tanda bahaya ini dapat berupa munculnya rasa nyeri di area punggung bawah.
Rasa nyeri terkait kanker serviks juga bisa muncul di area tubuh lain. Misalnya, rasa nyeri di area tulang panggul.
Kemunculan rasa nyeri yang berkaitan dengan kanker serviks juga kerap disertai dengan beberapa gejala lain. Sebagian di antaranya adalah ada perubahan pada cairan yang keluar dari vagina, perdarahan atau rasa nyeri pada saat atau setelah berhubungan seksual, dan nyeri pada area bawah perut.
"Bila Anda menyadari peradarahan dari vagina yang tak biasa, seperti perdarahan di antara dua siklus menstruasi, perdarahan setelah menopause, atau menstruasi yang lebih berat dari normal, ini bisa menjadi tanda kanker serviks," jelas Senior Litigation Executive Patient Claim Line, Kate Goodman, seperti dilansir Express, Kamis (16/6/2022).
Perempuan yang mengalami gejala terkait kanker serviks sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Meski gejala-gejala ini tak selalu berkaitan dengan kanker serviks, pemeriksaan tetap perlu dilakukan untuk mengetahui masalah yang memicu timbulnya gejala tersebut.
"Banyak masalah kesehatan umum lain yang memiliki gejala serupa, tapi penting untuk tetap memeriksakannya. Jangan menunggu (periksa) sampai jadwal tes smear rutin Anda," ujar Goodman.
Tes smear merupakan salah satu metode skrining kanker serviks untuk mengetahui kondisi kesehatan serviks. Perempuan berusia 25-50 tahun dapat melakukan tes smear tiap tiga tahun sekali. Sedangkan perempuan berusia di atas 50 tahun dapat melakukannya setiap lima tahun sekali sampai mereka berusia 64 tahun.
"Tes smear saat ini mengetes virus HPV alih-alih mengetes sel-sel abnormal di serviks," ungkap Goodman.