Senin 13 Jun 2022 17:20 WIB

Tips Membantu Anak untuk Berani Disunat

Bagaimana kalau anak dengar dari temannya kalau sunat itu sakit?

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Tenaga kesehatan melakukan operasi sunat di Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (30/11). Sebanyak 50 anak mengikuti kegiatan sunat massal secara gratis dalam rangka Hari Kesehatan Nasional yang ke-57 yang dilaksanakan mulai Selasa (30/11) hingga (3/12). Kegiatan tersebut digelar di 10 Puskesmas di wilayah Jakarta Selatan. Orang tua perlu mengedukasi anaknya bahwa sunat itu bermanfaat dan bisa tidak terasa sakit.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tenaga kesehatan melakukan operasi sunat di Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (30/11). Sebanyak 50 anak mengikuti kegiatan sunat massal secara gratis dalam rangka Hari Kesehatan Nasional yang ke-57 yang dilaksanakan mulai Selasa (30/11) hingga (3/12). Kegiatan tersebut digelar di 10 Puskesmas di wilayah Jakarta Selatan. Orang tua perlu mengedukasi anaknya bahwa sunat itu bermanfaat dan bisa tidak terasa sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dari turun temurun, sunatan biasanya dilakukan mulai usia lima sampai 10 tahun. Di negara-negara Barat, sunat biasanya dilakukan saat masih bayi atau sudah dewasa atas kesadaran diri sendiri.

Dr Mahdian Nur Nasution SpBS selaku founder Rumah Sunat dr Mahdian mengatakan, tentunya hal itu berdampak pada persiapan yang berbeda-beda. Di Indonesia, menurutnya, sunat kebanyakan dilakukan di usia anak-anak.

Baca Juga

"Maka orang tua perlu edukasi ke anak bahwa sunat itu bermanfaat, kalau kata teman sakit, jelaskan sebenarnya nggak sakit, tergantung teknologinya," kata dr Mahdian di Jakarta, Senin (13/6/2022).

Dr Mahdian juga mengingatkan agar orang tua melakukan persiapan matang sebelum sunatan, baik fisik maupun mental anak. Berikut tips agar si kecil tak takut disunat, menurut dr Mahdian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement