REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Metode sunat kini seringkali menjadi pertimbangan orang tua ketika ingin menyunatkan anaknya. Kenyamanan anak, alat yang digunakan, proses pemulihan menjadi beberapa faktor pertimbangan.
Dulu sunat dilakukan secara konvensional yang kadang membuat anak merasa takut menjalaninya. Apalagi dengan proses penyembuhan yang lama sehingga aktivitas anak bisa terhambat atau tertunda.
Kini metode sunat sudah sangat berkembang. Salah satunya yang cukup banyak diminati adalah klem. Namun sayangnya ketersediaan dan harga kadang menjadi kendala. Tidak hanya itu, kadang klem yang harus tetap terpasang pada penis selama beberapa waktu seusai sunat, juga menjadi pertimbangan penting.
Berangkat dari itu semua, dr Darsono dan dr Anwar Indra Syafrudin bersama PT Tekno Klem Indonesia, mengembangkan alat sirkumsisi klem berteknologi tinggi agar dapat mengatasi masalah-masalah sunat yang ada.
“Keunggulan utama klem yang kami kembangkan atau Tekno Klem adalah klem ini tidak perlu terpasang setelah sunat. Jadi saat anak pulang ke rumah, tidak ada lagi klem yang masih terpasang, jadi anak akan merasa nyaman,” ujar dr Darsono dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (2/4/2022).
Metode berteknologi tinggi karya anak bangsa ini dibuat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan anatomi anak di Asia. Desainnya juga mengedepankan kemudahan pemakaian, keamanan dan kenyamanan baik untuk praktisi maupun untuk anak.
“Tekno Klem adalah alat sirkumsisi terbaru dengan metode Tekno Sealer yang menyempurnakan semua metode sunat yang sudah ada di Indonesia selama ini,” papar Ketua Umum Asosiasi Dokter Khitan Indonesia (ASDOKI) ini lebih lanjut.
Keunggulan tekno klem
Dibandingkan dengan metode sunat terdahulu yang sudah ada di Indonesia, seperti klem, atau sunat konvensional, Tekno Klem ini diklaim lebih unggul. "Sunat dengan klem berteknologi baru ini sudah kami lakukan pada sekitar 5.000 sampai 6.000 anak di Indonesia selama periode 2020 hingga 2021," ungkap Anwar.
Selama periode tersebut menunjukkan angka keberhasilan tinggi dan risiko kejadian pasca-sunat sangat minimal. Sehingga para praktisi sudah dapat merekomendasikan metode sunat baru ini.
Selain itu, dari hasil uji klinis tersebut juga dapat disimpulkan, Tekno Klem dengan metode Tekno Sealer dapat menjadi jawaban atas keresahan dan kondisi masalah persunatan di Indonesia. Seperti klem yang harus menempel setelah sunat, keterbatasan ketersediaan klem, risiko perdarahan dan lainnya.
Kehadiran klem ini menyempurnakan semua metode sunat yang sudah ada di Indonesia. Keunggulan lainnya adalah hasil sunat lebih rapi dan estetis, proses pemulihan cepat, tidak ada jahitan atau balutan kasa dan pasca-sunat tidak ada klem yang menempel. Setelah sunat, anak bisa bebas mandi setiap hari.
“Setelah selesai proses sunat, dokter akan melepas klem dan memberikan lem pengganti jahitan atau dikenal dengan skin adhesive. Jadi tidak ada jahitan sama sekali,” papar Darsono.
Mengenai keunggulan alat klemnya sendiri, Anwar menjelaskan klem berbahan kuat dan ringan, tepi tabung lebih halus dan datar sehingga hasilnya lebih rapi. Juga memiliki daya kunci yang kuat sehingga penis tidak mudah tergelincir, dan berkonsep desain sekali pakai.
“Inovasi anak bangsa yang berteknologi tinggi dan berkualitas tinggi ini dibuat dengan menggabungkan alat Tekno Klem dan metode Tekno Sealer sehingga bisa menjadi pilihan metode sunat anak terkini dan menjadi penyempurna alat sirkumsisi di Indonesia,” lanjut ujar Darsono.