The American Cancer Society menjelaskan bahwa perubahan rasa umumnya disebabkan oleh tumor yang tumbuh di daerah kepala dan leher. Solusinya adalah melakukan perawatan sesegera mungkin, karena perubahan persepsi rasa pada akhirnya dapat menyebabkan kekurangan gizi.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Physiology pada 2017, para peneliti menyoroti perlunya mengenali perubahan rasa sebagai manifestasi dari kanker. Hanya saja, kondisi itu sering diabaikan oleh dokter karena dianggap tidak mewakili peristiwa yang mengancam jiwa.
Para ilmuwan menekankan bahwa perubahan rasa bisa menjadi "tanda awal yang mengkhawatirkan" dari invasi sel tumor pada pasien. Gejala yang paling mencemaskan pada pasien dengan kanker stadium lanjut adalah kelainan gastrointestinal, sedangkan perubahan rasa adalah gejala keempat yang paling umum setelah mulut kering, penurunan berat badan, dan rasa cepat kenyang, dikutip dari laman Express, Kamis (2/6/2022).