REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup asal Swedia ABBA memberikan pertunjukan spesial dan langka di hadapan para penggemar yang memadati Queen Elizabeth Olympic Park London pada Jumat (27/5/2022). Konser bertajuk “ABBA Voyage” itu menampilkan para personel sebagai avatar digital atau ABBAtars.
Benny Andersson (75 tahun), Agnetha Fältskog (72 tahun), Anni-Frid Lyngstad (76 tahun), dan Björn Ulvaeus (77 tahun) tampaknya ingin mengajak para penggemar bernostalgia lewat pertunjukan kali ini, karena ABBAtars itu menggambarkan masa keemasan karir mereka tahun 1977.
Sebelum akhirnya menyaksikan avatar digital tampil di atas panggung, para personel juga sempat memberikan senyum terbaiknya saat berpose di karpet merah.
Para personel sukses mendapat sambutan meriah dari penggemar di akhir pertunjukkan, 50 tahun setelah mereka membentuk ABBA, dan 40 tahun setelah mereka berhenti tampil live.
Dengan bantuan teknologi motion-capture, para penggemar dapat menikmati lagu-lagu hits mereka, seperti "Mamma Mia", "SOS", "Knowing Me, Knowing You" dan "Dancing Queen". ABBA-tars juga menggambarkan band tampil seperti yang mereka lihat pada tahun 1979, yaitu tiga tahun sebelum grup tersebut bubar. Seri konser ini mendukung album studio ABBA "Voyage," rilisan pertama band ini dalam 40 tahun.
Di atas panggung di ABBA Arena berkapasitas 3.000 kursi yang dibangun khusus di sebelah Olympic Park London, terdapat 10 band pendukung live dan ABBA digital, yang dibuat menggunakan penangkapan gerak dan teknologi lainnya oleh Industrial Light and Magic, perusahaan efek khusus yang didirikan oleh sutradara "Star Wars" George Lucas.
Penampilan publik terakhir grup tersebut adalah pada tahun 2016 untuk merayakan ulang tahun ke-50 persahabatan Ulvaeus dan Andersson di Berns Salonger Hotel di pusat kota Stockholm. Para anggota band senang dengan pertunjukan itu.
"Saya tidak pernah tahu saya memiliki gerakan yang luar biasa," kata Ulvaeus seperti dilansir dari Fox News, Senin (30/5/2022).
Ulvaeus mengatakan reaksi penonton adalah bagian yang paling memuaskan dari pengalaman itu. "Ada hubungan emosional antara avatar dan penonton. Itu hal yang fantastis,” kata Ulvaeus.