REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas kesehatan Inggris telah mengimbau agar pemerintah menaikkan usia legal perokok di negara tersebut, dari 18 tahun menjadi 21 tahun. Usulan ini merupakan bagian dari inisiasi untuk menurunkan jumlah perokok menjadi di bawah lima persen pada 2030.
Pada 2019, pemerintah Inggris sempat mencanangkan rencana menghapus kebiasaan merokok per 2025. Akan tetapi, target ini dinilai sulit tercapai mengingat sebanyak 14 persen orang dewasa di Inggris masih merokok.
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengungkapkan bahwa pemerintah Inggris memiliki tujuan untuk menurunkan jumlah perokok menjadi di bawah lima persen dalam delapan tahun ke depan. Menurut Javid, menaikkan usia legal perokok menjadi 21 tahun merupakan bagian penting untuk rencana tersebut.
Akan tetapi, sikap Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dinilai cukup mempersulit langkah Javid dalam menekan angka perokok di negara tersebut. Menurut sumber dekat Javid, pemerintah Inggris masih belum bisa menarik keputusan tegas terkait penggunaan tembakau.
"Mengenai tembakau, mereka masih gugup mengenai serangan nanny state (pemerintah atau kebijakan yang terlalu protektif atau mencampuri pilihan pribadi warga)," jelas sumber tersebut, seperti dikutip dari Fox News, Senin (23/5/2022).
Anjuran untuk meningkatkan usia legal perokok juga disampaikan oleh peneliti Javid Khan. Berdasarkan studi yang dia lakukan, Khan menilai usia legal perokok perlu dinaikkan menjadi 25 tahun.
Akan tetapi, sumber dekat Johnson mengungkapkan bahwa Johnson tidak mendukung anjuran untuk meningkatkan usia legal perokok. Menurut sumber, Johnson merasa usia 18 tahun merupakan usia yang sudah legal dalam memikul tanggung jawab.