Senin 23 May 2022 07:48 WIB

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merencanakan Kehamilan

Kesehatan fisik dan mental perlu diperhatikan selama mempersiapkan kehamilan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Kesehatan fisik dan mental perlu diperhatikan selama mempersiapkan kehamilan.
Foto: Pixabay
Kesehatan fisik dan mental perlu diperhatikan selama mempersiapkan kehamilan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mempersiapkan kehamilan bisa jadi menyenangkan sekaligus mendebarkan. Calon orang tua yang sedang merencanakan hadirnya buah hati perlu memperhatikan beberapa hal supaya persiapan kehamilan sehat dan nyaman.

Hal tersebut diulas dalam webinar mingguan yang digelar oleh Tentang Anak, ekosistem parenting dan tumbuh kembang anak. Tentang Anak secara berkala melakukan edukasi terkait topik kepengasuhan.

Baca Juga

Dokter spesialis anak sekaligus founder Tentang Anak Official, Mesty Ariotedjo, menyampaikan bahwa kehamilan merupakan anugerah dari Tuhan. Karena itu, kehamilan harus dipersiapkan dengan matang.

"Bahkan kesehatan fisik dan mental ibu harus dipersiapkan sebelum kehamilan untuk menekan angka kematian ibu serta stunting di Indonesia yang relatif masih tinggi," ujar Mesty melalui pernyataan resminya, dikutip Senin (23/5/2022).

Melalui berbagai rangkaian edukasi webinar, whatsapp support group, dan in-house expert, Tentang Anak berharap dapat mendampingi perjalanan para ayah dan ibu sejak perencanaan kehamilan, perjalanan mengandung, hingga mengasuh si kecil. Dengan demikian, para orang tua dapat percaya diri dan tenang dalam melewati berbagai fase kepengasuhan.

Selama sesi webinar Tentang Anak, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas endokrinologi reproduksi, Yassin Yanuar memaparkan beberapa latar belakang yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan kehamilan. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan upaya kesehatan ibu.

Sebagian besar kematian ibu selama proses kehamilan, persalinan, dan nifas sebenarnya dapat dicegah. Penyebab langsung kondisi itu yakni pendarahan, preeklampsia, dan infeksi. Sementara, penyebab tidak langsungnya terdiri dari beberapa hal.

Misalnya, mengandung di usia terlalu muda (usia kurang dari 20 tahun), terlalu tua (usia lebih dari 35 tahun). Begitu pula mengandung terlalu sering (jarak antara kelahiran kurang dari dua tahun), serta terlalu banyak (anak lebih dari dua dalam waktu kurang dari tiga tahun).

Terlambat mengenali bahaya, terlambat ke fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan juga bisa jadi penyebab. Selain itu, ada faktor kesehatan yang masih banyak terjadi pada perempuan.

Sejumlah faktor tersebut dapat menjadi risiko selama kehamilan dan persalinan berlangsung, misalnya seperti Kurang Energi Kronik (KEK), anemia, HIV, dan lain-lain. Gaya hidup sehari-hari juga memiliki peran penting.

Gaya hidup yang dapat menjadi penghambat kesuburan baik dari sisi perempuan maupun laki-laki di antaranya seperti merokok (merusak oosit pada perempuan) dan konsumsi alkohol (penurunan kualitas sperma). Olahraga terlalu berat (lebih dari lima jam per pekan) juga terbukti dapat menurunkan kesuburan.

Riwayat dan risiko penyakit pada calon ibu, juga bisa didapatkan dari riwayat penyakit diri dan keluarga. Penyakit yang dimaksud seperti diabetes, hipertensi kronis, asma, penyakit tiroid, penyakit jantung, epilepsi, penyakit ginjal kronis, dan penyakit autoimun.

Saat pasangan suami istri merencanakan kehamilan, Yassin menyoroti pentingnya saling terbuka terkait kondisi kesehatan masing-masing. Alangkah lebih baik lagi jika calon ibu dan calon ayah melakukan tes kesehatan agar dapat mendeteksi lebih dini kesehatan jasmaninya, sehingga dapat mencegah berbagai kemungkinan di kemudian hari.

"Selain itu, tidak kalah pentingnya juga bagi calon orang tua untuk mendapatkan dukungan sosial dari lingkungan, seperti keluarga, lingkungan kerja, kondisi finansial, dan lainnya," kata Yassin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement