VIVA – Industri perfilman Indonesia kembali merilis sebuah film layar lebar dengan tokoh superhero. Kali ini sutradara ternama Hanung Bramantyo terinspirasi dari tokoh wayang sehingga hadirlah film berjudul Satria Dewa: Gatotkaca.
Awalnya film ini diumumkan akan tayang pada Februari 2020. Setelah sempat mengalami penundaan penayangan sampai 2 tahun lebih, pada akhirnya film ini diluncurkan pada 9 Juni 2022 mendatang.
Film Gatotkaca dibintangi oleh sejumlah artis muda seperti Rizky Nazar, Yasmin Napper, Omar Daniel, serta Ali Fikry. Tak ketinggalan juga sederet nama aktor/aktris senior yakni Yayan Ruhian, Sigi Wimala, dan Cecep Arif Rahman.
Sambil menunggu tayang di bioskop, yuk simak 5 fakta dari film Satria Dewa: Gatotkaca yang dikutip VIVA dari berbagai sumber.
-
Menelan biaya produksi hingga Rp24 miliar
Hanung bersama rumah produksi Satria Dewa Studio menggarap film Gatotkaca melalui proses yang cukup panjang. Ia bahkan membeberkan biaya produksi untuk film ini menyentuh angka Rp24 miliar. Menurutnya kocek sebesar itu bukanlah biaya yang besar untuk produksi sebuah film superhero.
-
Akan dijadikan film dengan konsep franchise
Gatotkaca merupakan film pertama dari rangkaian Satria Dewa Semesta. Rencananya akan hadir superhero lainnya dalam seri Satria Dewa Semesta dan masih diangkat dari tokoh wayang. Beberapa tokoh wayang yang bakal dijadikan film adalah Arjuna, Srikandi, serta Yudhistira.
-
Teknologi CGI hasil karya anak bangsa
Film superhero pada umumnya kerap didukung oleh efek teknologi Computer Generated Imagery atau yang sering disingkat CGI.
CEO dari rumah produksi Satria Dewa Studio, Andi Wijaya menyatakan bahwa hasil CGI yang dijumpai dalam film Gatotkaca hasil pemikiran dari tenaga kerja dalam negeri yang dibantu oleh segelintir kru mancanegara.
-
Film action pertama Rizky Nazar
Rizky Nazar dikenal membintangi sejumlah film bergenre romantis. Dalam film Gatotkaca untuk pertama kalinya ia berakting sembari melakukan adegan bela diri.
Laki-laki kelahiran 7 Maret 1996 ini mengungkapkan sempat ditawari untuk membintangi film action lain sebelum Gatotkaca. Tetapi dirinya menolak tawaran tersebut lantaran sempat mengalami cedera dan belum percaya diri untuk ambil film action.
-
Tetap mengusung cerita asli
Meskipun Gatotkaca diangkat menjadi film superhero ala Hollywood, Hanung mengutarakan bahwa alur film ini tidak akan keluar ‘jalur’ dari cerita aslinya. Selain mempertahankan keaslian cerita, ia juga menjaga ciri khas fisik Gatotkaca. Salah satunya yaitu tidak menghilangkan kumis yang menjadi simbol Gatotkaca.