REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan, rokok elektrik bukanlah produk yang ramah lingkungan. "Lingkungan adalah yang terdampak dari konsumsi produk tembakau, termasuk produk tembakau yang elektrik yang mereka klaim seolah-olah lebih ramah lingkungan," kata Lisda Sundari, dalam acara bertajuk "Dampak Lingkungan Akibat Industri Tembakau: Antara Solusi Palsu dan Tanggung Jawab yang Seharusnya", yang diikuti di Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Menurut dia, masyarakat Indonesia telah termakan promosi iklan-iklan rokok, sehingga masyarakat berpikir merokok adalah hal yang wajar dan tidak berbahaya. "Kita sudah teradiksi. Kita melihat rokok itu seolah-olah tidak bahaya, rokok itu seolah keren, seperti yang ditunjukkan oleh iklan-iklannya. Mindset kita sudah dimanipulasi, dibodohi, dibohongi oleh industri rokok," katanya.
Padahal merokok berbahaya bagi kesehatan dan juga berdampak negatif bagi lingkungan. Pihaknya mencatat ada sekitar 65 juta perokok aktif di Indonesia yang membuat Indonesia berada di urutan ketiga sebagai negara dengan perokok tertinggi di dunia.
Lisda pun mengajak generasi muda yang peduli pada lingkungan untuk menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai dampak rokok terhadap lingkungan. "Rokok adalah beban yang tidak pernah berkesudahan. Semakin kita tahu bahayanya, semakin besar beban yang harus kita tanggung," katanya.