REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pengamat pariwisata Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Chusmeru, mengatakan pengelola objek wisata perlu tetap memperhatikan daya tampung dan jumlah pengunjung yang datang. Hal ini dimaksudkan agar memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi wisatawan.
"Hal ini diperlukan khususnya bagi objek wisata atau yang menggunakan wahana rekreasi," katanya di Purwokerto, Banyumas, Rabu (11/5/2022).
Dia menjelaskan, jumlah pengunjung yang terlalu banyak menggunakan wahana rekreasi dikhawatirkan dapat berakibat sarat beban dan menimbulkan risiko terjadinya kerusakan. "Selain itu pemerintah daerah dan pengelola objek wisata juga perlu melakukan pengecekan secara berkala terhadap objek wisata dan sarana rekreasi yang ada di daerah masing-masing," katanya.
Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsoed itu juga menegaskan, pengecekan diperlukan guna memastikan wahana rekreasi dalam keadaan baik dan tidak terjadi kerusakan. "Selain itu yang juga tidak kalah penting adalah menyiagakan petugas yang senantiasa siap mengawasi objek wisata dan sarana rekreasi," katanya.
Dengan pengaturan jumlah pengunjung, pengecekan secara berkala objek wisata serta wahana rekreasi dan kesigapan petugas, lanjut dia, maka diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. "Selain itu diharapkan dapat mengurangi faktor risiko terjadinya hal yang tidak diinginkan mengingat keamanan dan keselamatan wisatawan adalah yang utama dalam dunia pariwisata," katanya.
Terkait libur Lebaran 2022, Chusmeru mengakui periode ini telah berdampak signifikan terhadap pariwisata di semua daerah di Indonesia yang ditandai dengan kepadatan pengunjung di berbagaiobjek dan daya tarik wisata. "Begitu juga dengan hunian hotel, transportasi dan industri kreatif pendukung pariwisata juga merasakan dampak positif saat libur lebaran," katanya. Oleh karena itu, hal ini menjadi momentum yang tepat bagi pemerintah daerah dan pelaku pariwisata untuk merancang strategi pemulihan sektor pariwisata.