REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Penggemar BTS, ARMY, menyerukan perlakuan yang lebih baik untuk salah satu dari grup favorit mereka, Jimin. Seruan itu datang setelah rilis daftar lagu terakhir untuk CD3 dari album antologi Proof mendatang.
Label Big Hit Music merilis tracklist ketiga dan terakhir untuk album antologi BTS Proof pada Rabu (11/5/2022). CD3 ini terutama terdiri dari versi demo lagu-lagu hit anggota BTS.
ARMY awalnya bersemangat karena ingin mendengar versi asli dari lagu yang sekarang mereka kenal dan sukai itu. Semua orang sangat antusias dengan lagu "Tony Montana" karya Agust D (Suga) yang menampilkan Jimin.
Lagu ini awalnya menampilkan Yankie dan dirilis pada 16 Agustus 2016, sebagai bagian dari mixtape Agust D. Agust D terkenal menampilkan karya ini dengan Jimin di acara BTS 3rd Muster.
ARMY berharap duet tersebut rilis resmi sejak itu. Namun, harapan itu hanya akan tersedia di CD saja dan tidak ada streaming daring.
"'Still With You' dan 'Tony Montana' hanya di CD," tulis Spotify di akun Twitter-nya dilansir Korea Boo, Rabu (11/5/2022).
Namun, itu bukan satu-satunya kekecewaan. Setelah diperiksa lebih dekat, ARMY memperhatikan bahwa Jimin secara teknis adalah satu-satunya anggota yang tidak memiliki lagu solo yang termasuk dalam daftar lagu Proof di CD3.
Lima anggota memiliki versi demo lagu. Jungkook memiliki versi acapella dari lagu solonya "Still With You".
Tampaknya, Jimin diwakili melalui "Tony Montana". Padahal, itu adalah lagu Agust D. Jadi, walaupun Suga punya lagu "Seesaw", secara teknis "Tony Montana" juga miliknya.
Tidak hanya itu, Jimin bahkan tidak dikreditkan karena menulis bagiannya, setidaknya di daftar lagu yang diunggah. Sebaliknya, hanya nama Agust D, Pdogg, dan Supreme Boi yang menjadi penulis dan produser yang dikreditkan di lagu itu.
"Sekarang, Anda tidak seharusnya mengklaim hak Jimin atas 'Tony Montana', karena dialah yang menulis bagiannya dan berbicara sendiri," tulis penggemar.
Tentu saja ARMY bingung dan kecewa. Banyak yang marah atas nama Jimin karena mereka merasa bahwa HYBE diduga tidak memperlakukan ketujuh anggota secara setara.