Rabu 11 May 2022 06:13 WIB

Perlukah Antioksidan Dikonsumsi dalam Bentuk Suplemen?

Antioksidan saat ini bisa didapatkan dengan cara alami dan artifisial.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Antioksidan saat ini bisa didapatkan dengan cara alami dan artifisial.
Foto: www.piqsels.com
Antioksidan saat ini bisa didapatkan dengan cara alami dan artifisial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah atau memperlambat kerusakan sel-sel yang disebabkan oleh radikal bebas. Antioksidan ini bisa didapatkan dari sumber yang alami atau artifisial.

Radikal bebas itu sendiri merupakan zat limbah yang diproduksi oleh sel-sel ketika tubuh memproses makanan dan bereaksi terhadap lingkungan. Radikal bebas juga dikenal sebagai reactive oxygen species (ROS).

Baca Juga

Bila tubuh tidak bisa memproses dan membuang radikal bebas secara efisien, stres oksidatif bisa terjadi. Stres oksidatif diketahui berkaitan dengan masalah kesehatan, mulai dari penyakit jantung, kanker, arthritis, strok, penyakit pernapasan, defisiensi imun, hingga penyakit Parkinson.

Antioksidan diketahui dapat membantu menetralisir radikal bebas di dalam tubuh. Asupan antioksidan juga diyakini dapat menurunkan risiko masalah kesehatan yang berkaitan dengan stres oksidatif.

Antioksidan dari luar tubuh bisa didapatkan melalui asupan makanan atau suplemen. Beberapa contoh antioksidan adalah vitamin C, vitamin E, selenium, zinc, likopen dan flavonoid.

Dari makanan, ahli menganjurkan pola makan yang mencakup beragam buah, kacang-kacangan, sayur, dan jamur. Seperti dilansir ScienceAlert, Selasa (10/5/2022), pola makan seperti ini mengandung antioksidan yang cukup untuk melindungi sel-sel tubuh dari stres oksidatif.

Uniknya, menambahkan antioksidan yang lebih banyak melalui suplemen antioksidan tidak selalu membantu. Berbagai studi yang sudah dilakukan menemukan tak ada tanda bahwa suplemen antioksidan dapat menurunkan risiko penurunan kesehatan atau melawan penuaan.

Sebuah studi meta pada 2007 justru menemukan hal yang sebaliknya. Menurut studi ini, individu yang mengonsumsi suplemen antioksidan memiliki risiko kematian yang sedikit lebih tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement