Senin 02 May 2022 08:00 WIB

Hati-Hati, Meregangkan Leher Sampai Bunyi 'Krek' Dapat Memicu Strok

Kebiasaan meregangkan leher sampai berbunyi krek bisa berakibat fatal.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi sakit leher. Hindari kebiasaan meregangkan leher hingga berbunyi krek.
Foto:

Sementara itu, kebiasaan meregangkan leher sampai berbunyi "krek" dilakukan untuk melepaskan tekanan, sejumlah penelitian telah mengonfirmasi hubungan kebiasaan tersebut dengan strok. Memberikan tekanan pada leher dengan cara yang kuat pada akhirnya dapat menyebabkan pembekuan darah.

"Dari pengalaman kerja saya dan beberapa penelitian pribadi, saya dapat menyimpulkan bahwa neck cracking dapat memicu strok," kata Wassermann, seperti dilansir dari Express.co.uk.

Ahli mengatakan bahwa mengetahui apa yang menyebabkan strok adalah penting untuk memahami hubungannya dengan lebih baik. Strok cenderung terjadi setelah menderita cedera atau robekan pada arteri leher, suatu kondisi yang dikenal sebagai diseksi arteri serviks.

Sobekan menyebabkan kebocoran darah yang dapat mempersempit pembuluh darah saat darah masuk ke dinding arteri. Kebocoran darah yang parah dapat menyumbat arteri leher, benar-benar membentuk gumpalan yang menghalangi aliran darah ke satu bagian otak.

Gejala awal kebocoran di otak mungkin termasuk mati rasa atau kelemahan di wajah, lengan, hingga kaki. Tetapi, kelemahan wajah, kesulitan berbicara, penglihatan kabur, dan pusing adalah tanda-tanda peringatan lain yang diketahui.

Gejala mungkin berbeda dari setiap kasus. Itu akan bergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement