REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin, seperti halnya komputer atau peralatan teknologi canggih lainnya, dapat diperbarui untuk kebutuhan terbaru. Vaksin dapat diperbarui untuk melawan varian terbaru. Moderna mengklaim bahwa pembaruan pada vaksin Covid-19 miliknya lebih efektif melawan varian omicron.
Omicron telah menjadi salah satu varian SARS-CoV-2 yang paling ulet. Tidak seperti varian sebelumnya, ia mampu lolos dari perlindungan yang diberikan oleh vaksin.
Ketika mulai menyebar pada akhir 2021, omicron diketahui dapat menghindari perlindungan yang diberikan dari dua dosis vaksin Covid-19, namun tidak dengan dosis ketiga. Karena alasan inilah program vaksin booster (dosis penguat) diluncurkan.
Booster diberikan agar warga Inggris aman dari Covid-19 saat musim dingin lalu. Kini, Moderna telah memperbarui vaksinnya sehingga lebih efektif melawan omicron setelah penilaian pertama.
"Ini tentu menggembirakan, sebab booster yang sering dengan vaksin generasi pertama pun tidak dapat menandingi infeksi terobosan BA.2 dan seringnya infeksi ulang," ujar ahli imunologi Prof Danny Altmann mengenai hasil pembaruan vaksin Moderna, dilansir laman Express, Kamis (21/4/2022).
Hasil dari penelitian menunjukkan sukarelawan menghasilkan dua kali lipat jumlah antibodi terhadap varian omicron, beta, dan delta. Chief Executive Moderna Stephane Bancel mengatakan, pihaknya senang dengan data untuk kandidat booster bivalen pertamanya ini.
"Kami percaya bahwa hasil ini memvalidasi strategi bivalen kami," kata Bancel merujuk pada strategi Moderna yang membuat vaksinnya dapat memerangi baik beta maupun bentuk asli virus Covid-19.
"Kami percaya bahwa vaksin penguat bivalen, jika diizinkan, akan menciptakan alat baru saat kita terus menanggapi varian yang muncul," ujar Bancel.
Sementara itu, di Inggris, National Health Service (NHS) juga mengubah pendekatannya. NHS telah diberi tahu untuk mengubah aturan isolasi Covid-19. Rumah sakit telah diminta untuk menghapus tindakan pencegahan Covid-19, seperti menjaga jarak dan pengujian.