Senin 18 Apr 2022 08:25 WIB

Dampak Buruk Insomnia Bisa Tingkatkan Risiko Sakit Kardiovaskular

Jumlah penderita insomnia di Indonesia diperkirakan mencapai 28 juta orang.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Jumlah penderita insomnia di Indonesia diperkirakan mencapai 28 juta orang.
Foto: www.freepik.com.
Jumlah penderita insomnia di Indonesia diperkirakan mencapai 28 juta orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prevalensi insomnia di Indonesia tercatat mencapai angka 28 juta orang atau 10 persen dari jumlah populasi. Angka ini masih tertinggi di Asia. Kini, sebuah studi baru menunjukkan bahwa insomnia dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atau CVD.

Diterbitkan dalam jurnal Sleep Advances, penelitian tersebut mengindikasikan insomnia dapat meningkatkan risiko CVD hingga 16 persen. Simpulan ini didapat setelah menganalisis lebih dari seribu orang dengan usia rata-rata 62 tahun, yang semuanya pernah mengalami serangan jantung atau prosedur untuk membuka arteri yang tersumbat dalam (rata-rata) 16 bulan terakhir.

Baca Juga

Para peserta mengisi kuesioner tentang tingkat energi, kemampuan mereka untuk tertidur dan tetap tertidur. Sementara data tentang faktor risiko lain untuk kesehatan jantung dikumpulkan dari catatan medis mereka. Semua peserta dilacak selama rata-rata lebih dari empat tahun, untuk melihat jika/kapan major adverse cardiovascular event (MACE) terjadi, seperti stroke, gagal jantung, atau kematian kardiovaskular.

Studi ini menemukan bahwa hampir setengah dari peserta mengalami insomnia pada awal penelitian, dan 24 persen telah menggunakan obat tidur. Selama masa tindak lanjut, 364 MACE telah terjadi pada 225 peserta.

“Ini berarti 16 persen dari MACE yang berulang mungkin bisa dihindari jika tidak ada peserta yang mengalami insomnia. Namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah pengobatan insomnia akan membantu pasien jantung,” kata mahasiswa kedokteran dan penulis utama studi Lars Frojd, seperti dilansir dari The Indian Express, Senin (18/4/2022).

Mengapa tidur penting? Konsultan ahli jantung di RS Bhatia Mumbai Dr Rahul Chhabria menjelaskan, tidur adalah bagian yang sangat penting dari kehidupan sehari-hari karena ini bisa meremajakan tubuh dan pikiran. Setiap kali tidur nyenyak di malam hari, tekanan darah berkurang sekitar 10 persen dibandingkan dengan siang hari. Namun, kurang tidur seperti itu, tidak membuat tekanan darah turun yang dikaitkan dengan terjadinya risiko kardiovaskular.

Ahli jantung senior di Hospitals Parel, Dr Praveen Kulkarni, memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghindari insomnia di antaranya menjaga kebersihan tidur, hindari screen time sebelum tidur, tidur lebih awal dan bangun pagi sangat penting, hindari tidur siang, hindari alkohol dan kafein jelang tidur, serta olahraga teratur.

“Jika langkah ini gagal, individu tersebut perlu berkonsultasi dengan spesialis tidur,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement