REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti di North Carolina State University (NCSU) mengembangkan implan mirip marshmallow yang dapat melatih sistem kekebalan pasien untuk melawan kanker. Dalam tes pada tikus, teknik ini lebih efektif melawan kanker dan dapat diterapkan lebih cepat daripada imunoterapi lainnya.
Dilansir dari laman New Atlas, Kamis (7/4/2022), salah satu pengobatan kanker baru yang paling menjanjikan adalah imunoterapi sel T CAR , di mana sel-sel kekebalan pasien diangkat dan diaktifkan untuk memburu kanker, sebelum diperkenalkan kembali ke tubuh. Meskipun pengobatannya efektif, perlu beberapa minggu untuk mempersiapkannya, dengan biaya yang sangat tinggi.
Untuk studi baru ini, tim NCSU mengembangkan cara untuk melakukan sebagian besar proses ini di dalam tubuh pasien. Para peneliti menyebut teknologi baru Multifungsi Alginat Scaffolds for T cell Engineering and Release (MASTER), yang seperti namanya, adalah perancah seperti spons yang melepaskan sel T CAR.
Prosesnya dimulai sama seperti terapi sel T CAR biasa. Peneliti pertama mengumpulkan sel T dari pasien dan memprogramnya untuk menargetkan kanker, dengan mencampurnya dengan virus rekayasa yang memperkenalkan gen CAR. Tetapi langkah selanjutnya berbeda, campuran tersebut kemudian ditambahkan ke MASTER, yang menyerapnya seperti spons.
MASTER mengandung antibodi yang mengaktifkan sel T, serta interleukin yang memicu proliferasi sel. Setelah perangkat ditanamkan ke pasien, antibodi mengaktifkan sel T, yang kemudian berinteraksi dengan virus untuk menjadi sel T CAR. Interleukin mendorong sel T CAR ini untuk berkembang biak, dan pasukan yang baru dilatih keluar dari MASTER untuk memburu kanker di dalam tubuh.
Tim mengatakan teknik ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan imunoterapi sel T CAR saat ini. Pertama, ini jauh lebih cepat, hanya membutuhkan waktu berjam-jam, bukan berminggu-minggu. Sel-selnya yang lebih segar, membuat mereka dapat bertahan lebih lama di dalam tubuh, menunjukkan potensi yang lebih kuat melawan kanker, dan menunjukkan lebih sedikit penanda kelelahan sel T.
Pengujian pada tikus dengan limfoma menunjukkan keuntungan ini. Tim merawat satu kelompok dengan sel T CAR menggunakan MASTER, kelompok lain dengan terapi sel T CAR konvensional dan kelompok kontrol yang menerima sel T yang belum direkayasa.
“Hasil akhirnya adalah tikus yang menerima pengobatan sel CAR-T melalui MASTER jauh lebih baik dalam melawan tumor daripada tikus yang menerima pengobatan sel CAR-T konvensional,” ujat Pritha Agarwalla, penulis utama studi tersebut.
Lebih baik lagi, tikus MASTER menunjukkan kemanjuran jangka panjang, berhasil melawan kambuhnya limfoma. Tim mengatakan, pengobatan harus jauh lebih cepat dan lebih murah daripada imunoterapi sel T CAR saat ini, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum uji klinis pada manusia dapat dimulai.