REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buah blueberry selama ini dianggap memiliki khasiat memperlambat proses kehilangan memori. Sebuah studi baru menunjukkan manfaat lain dari buah berwarna biru keunguan tersebut.
Menurut studi tersebut, senyawa yang ditemukan dalam blueberry dapat membantu menyembuhkan luka kronis seperti ulkus tekanan kulit terkait diabetes. Hasil studi telah dipresentasikan pada konferensi Experimental Biology 2022.
Agar luka sembuh, pembuluh darah perlu tumbuh ke dalamnya. Proses pertumbuhan itu, yang memasok jaringan yang terluka dengan nutrisi yang sangat dibutuhkan yang dibawa dalam darah, dikenal sebagai vaskularisasi.
Sayangnya, vaskularisasi jarang terjadi pada luka tekan yang sering terbentuk di kaki atau bagian tubuh lain dari penderita diabetes. Akibatnya, luka-luka itu sangat lambat untuk sembuh, terkadang malah berkembang menjadi infeksi yang dapat menyebabkan amputasi atau kematian.
Antioksidan yang ditemukan dalam blueberry, yang disebut fenol, disinyalir menjadi solusi. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Maine, fenol terbukti meningkatkan vaskularisasi dan migrasi sel dalam sel tali pusat manusia.
Berdasarkan temuan tersebut, tim U Maine yang dipimpin oleh Dorothy Klimis-Zacas baru-baru ini mulai mengobati luka kulit pada tikus. Tim menggunakan gel topikal yang mengandung fenol dari ekstrak blueberry liar.
Dibandingkan dengan tikus dari kelompok kontrol yang tidak menerima pengobatan, kelompok yang diberi penanganan fenol menunjukkan peningkatan 12 persen dalam penutupan luka. Kondisi tampak setelah enam hari pengobatan.
Selain itu, ada migrasi sel endotel yang lebih baik ke lokasi luka. Sel-sel endotel melapisi dinding pembuluh darah lantas mengatur pertukaran senyawa antara aliran darah dan jaringan sekitarnya.
Penulis utama studi, Tolu Esther Adekeye, mengatakan bahwa blueberry liar memiliki potensi untuk meningkatkan migrasi sel. Begitu pula pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) dan vaskularisasi untuk mempercepat penutupan luka.
"Ini sangat penting dalam kondisi yang memerlukan penutupan luka yang lebih baik pada pasien dengan luka kronis seperti luka diabetes, luka bakar, dan luka tekan," ujar Adekeye, dikutip dari laman New Atlas, Kamis (7/4/2022).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
