REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Penelitian baru di Inggris yang dilakukan di University of East Anglia menyebutkan mengkonsumsi 150 gram blueberry sehari dapat mengurangi risiko terserang penyakit jantung. Penelitian ini diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition.
Penelitian yang didanai United State Highbush Blueberry Council itu berusaha menentukan apakah makan blueberry memiliki efek pada sindrom metabolik, yakni satu set masalah metabolisme yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Manifestasi sindrom tersebut paling sering berupa tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di pinggang, rendahnya kadar kolesterol baik, dan tingginya kadar trigliserida.
Menurut sebuah pernyataan para ilmuwan, penelitian sebelumnya telah menunjukkan orang yang secara teratur makan blueberry memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
“Ini mungkin karena blueberry kaya akan senyawa alami yang disebut anthocyanin yang merupakan flavanoid yang bertanggung jawab atas warna merah dan biru pada buah-buahan,” kata peneliti, seperti yang dilansir dari Malay Mail, belum lama ini.
Selama enam bulan, peneliti mempelajari efek dari makan blueberry setiap hari di 138 penderita kelebihan berat badan dan penderita sindrom metabolik berusia antara 50 hingga 75 tahun. Eksperimen itu membandingkan keuntungan makan 150 gram blueberry setiap hari versus 75 gram.
Peserta makan blueberry kering beku, sementara kelompok plasebo diberi alternatif berwarna ungu dari pewarna makanan dan rasa buatan. Rekan penulis penelitian Dr Peter Curtis mengatakan mereka menemukan makan satu cangkir blueberry per hari menghasilkan perbaikan berkelanjutan dalam fungsi vaskular dan kekakuan arteri. Ini membuat cukup perbedaan untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular hingga antara 12 dan 15 persen.
“Tanpa diduga, kami tidak menemukan manfaat dari konsumsi harian blueberry 75 gram (setengah cangkir) yang lebih kecil pada kelompok berisiko ini. Mungkin saja asupan harian lebih tinggi diperlukan untuk manfaat kesehatan jantung pada populasi yang berisiko dan obesitas, dibandingkan dengan populasi umum,” ujar Curtis.