Selasa 05 Apr 2022 21:11 WIB

Pencegahan Stunting Harus Dimulai Saat Calon Ibu Masih Remaja

Remaja putri banyak yang mengalami anemia, berisiko membuat bayinya kelak stunting.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Sejumlah siswi baru mengikuti pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri 2 Indramayu, Jawa Barat, Senin (13/7/2020). Remaja putri banyak yang mengalami anemia. Jika tidak diatasi, kelak ketika sudah menikah dan hamil, kondisi bisa membuat bayinya mengalami berat badan lahir rendah, salah satu faktor risiko terjadinya stunting.
Foto:

Di sisi lain, pihaknya menyadari kini konsumsi makanan kekinian banyak beredar di kalangan remaja. Makanan ini banyak mengandung garam, gula, lemak (GGL). Kondisi ini diperparah dengan pikiran body image yang harus langsing.

"Oleh karena itu, sekarang harus dibiasakan bahwa sejak remaja yang diinginkan adalah masa remaja yang sehat," ujar Endang.

Kemenkes menyerukan persiapan sebagai calon ibu dilakukan dengan memperhatikan pola konsumsi agar tidak mengalami anemia. Pihaknya juga mencatat pola konsumsi remaja 52 persen kurang asupan energi dan 48 persen kurang asupan protein.

Lebih lanjut, Kemenkes ingin masalah gizi pada remaja dan calon pengantin diintervensi supaya kualitas generasi penerus bangsa nantinya bisa membaik dan tidak terjadi stunting.

"Kita tentu ingin sumber daya manusia (SDM) berkualitas," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement