REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejauh ini, penyebab Covid-19 dapat menyebabkan kasus baru diabetes belum terungkap secara benderang. Salah satu kemungkinannya adalah virus dapat merusak kemampuan pankreas untuk mengeluarkan insulin, hormon yang mengatur gula darah.
Teori lain adalah bahwa respons imun yang kuat terhadap Covid-19 menghasilkan sedikit peningkatkan inflamasi yang menghasilkan peradangan tingkat rendah, yang mengganggu sekresi dan sensitivitas insulin. Para ahli masih terus mendalami kaitan Covid-19 dengan diabates.
Semua jenis diabetes memiliki gejala gula darah tinggi, tetapi itu adalah kondisi yang berbeda. Tipe 2 adalah yang paling umum, dan dapat dikaitkan dengan diet dan olahraga. Biasanya pada diabetes tipe 2, orang menjadi resisten terhadap hormon insulin, yang mengatur gula darah.
Sebaliknya, diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun di mana tubuh menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Jenis diabetes lainnya termasuk diabetes gestasional yang dapat berkembang pada ibu hamil.
Sejumlah studi telah menemukan peningkatan risiko diagnosis diabetes setelah infeksi Covid-19, termasuk laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Januari lalu, yang mengamati anak-anak.
Studi baru di jurnal Diabetologia menemukan bahwa orang yang memiliki Covid-19 memiliki sekitar 28 persen peningkatan risiko diagnosis baru diabetes tipe 2. Itu dibandingkan dengan mereka yang memiliki infeksi saluran pernapasan atas akut yang bukan Covid-19.
Para peneliti dari Jerman tersebut membandingkan data dari lebih dari 35 ribu pasien Covid-19 dengan jumlah yang sama dari orang dengan infeksi bukan Covid-19. Mereka tidak menemukan peningkatan risiko untuk jenis diabetes lainnya.
Sebuah studi JAMA Network Open pada Februari juga menemukan bahwa orang yang dites positif Covid-19 memiliki risiko dua kali lebih besar dari diagnosis baru diabetes tipe 2. Itu bisa dialami satu hingga lima bulan setelah infeksi dibandingkan dengan mereka yang dites negatif untuk virus.
Sekitar tujuh persen orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 menerima diagnosis diabetes baru dalam waktu lima bulan. Itu jika dibandingkan dengan 3,6 persen orang dewasa tanpa Covid-19.
"Ada banyak tantangan dalam menafsirkan data," kata Jason Block, dokter penyakit dalam dan profesor di Harvard Medical School yang merupakan penulis senior studi JAMA, seperti dilansir Fox News, Rabu (23/3/2022).
Banyak orang yang sudah lama tidak ke dokter selama pandemi, sehingga mereka mungkin menderita diabetes tanpa menyadarinya. Selain itu, steroid, obat yang biasa digunakan untuk pasien Covid-19 parah, dapat meningkatkan gula darah untuk sementara dan mungkin juga memicu diabetes pada pasien yang berisiko mengalami kondisi tersebut.
Ada beberapa kemungkinan alasan biologis mengapa diagnosis diabetes mungkin mengikuti infeksi Covid-19. Penelitian telah menunjukkan bahwa virus dapat menginfeksi dan merusak sel beta di pankreas sehingga menghasilkan lebih sedikit insulin.