REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa sangka keputusan Will Sharp (Yahya Abdul-Mateen II) untuk kembali bertemu dengan saudara tirinya, Danny Sharp (Jake Gyllenhaal), malah menyeretnya pada aksi perampokan terbesar sepanjang sejarah Los Angeles, Amerika Serikat. Will mulanya menolak ajakan Danny untuk ikut dalam misi gilanya, namun Danny terus membujuk untuk mengambil bagian dalam perampokan senilai 32 juta dolar AS tersebut.
Setelah beradu argumen, Will yang merupakan veteran perang AS akhirnya mau bergabung dalam misi karena dia sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi eksperimental istrinya yang mengalami kanker. Bersama dengan beberapa anak buah Danny, misi pun dimulai.
Semuanya berjalan sesuai rencana hingga ada seorang polisi junior yang datang ke bank dengan niat mengajak kencan seorang teller. Sadar bahwa ada yang salah dengan bank tersebut, polisi itu lalu memberikan kode kepada rekannya bahwa ada perampokan.
Baku tembak pun tak terhindarkan. Danny dan Will lantas membajak mobil ambulans yang tengah membawa polisi yang terluka dan paramedis bernama Camille Thompson (Eiza Gonzalez).
Aksi kejar-kejaran di sepanjang jalanan Los Angeles pun dimulai. Republika bersama dengan media lain berkesempatan menonton film tersebut lebih awal pada Selasa (15/3/2022) malam, satu hari sebelum jadwal rilis di Indonesia. Film yang diarahkan Michael Bay ini terbilang sukses membius penonton untuk tetap fokus pada layar selama dua jam 16 menit.
Sebagai sutradara, Bay menyuguhkan alur klasik yang dibalut dengan aksi-aksi segar, menegangkan, penuh strategi dan manipulasi sekaligus menonjolkan sisi kemanusiaan Will dan Danny. Keduanya sangat kooperatif membantu Camille menyelamatkan nyawa polisi yang sekarat di dalam mobil ambulans.
Polisi AS yang dikomandoi Captain Tyler Monroe (Garret Dillahunt) dan kepala Secret Intelligence Services (SIS) juga mempertontonkan aksi heroik meski kewalahan mengejar Will dan Danny. Pengepungan yang awalnya dikira mudah, pada akhirnya membuat Tyler harus menerima bantuan dari agen FBI Anson Clark (Keir O'Donnell).
Clark merasa perlu ikut dalam misi pengejaran karena Danny masuk dalam daftar buronan FBI. Sulitnya menangkap Will dan Danny seolah ingin memberi gambaran bahwa mafia besar yang beroperasi secara global bukanlah orang-orang bodoh. Mereka terlatih, paham cara berbisnis, paham prosedur hukum, bahkan taktik militer sekalipun.
Sementara itu, penataan scoring di sepanjang film juga membantu menguatkan adegan demi adegan. Lagu-lagu '80-an seperti "California Dreamin" Bobby Womack dan "Sailing" Christopher Cross berhasil menciptakan warna sekaligus dunia baru di tengah semua ketegangan yang terjadi, menjadikan Ambulance ini semakin layak untuk ditonton di layar lebar.