REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa dunia perlu tetap waspada terhadap Covid-19 bahkan ketika tren pandemi di beberapa negara tampaknya menuju ke arah yang positif. WHO menilai belum saatnya untuk melonggarkan protokol kesehatan.
Dalam sesi tanya jawab, Dr Mike Ryan dan Dr Maria Van Kerkhove menyatakan keprihatinan atas persepsi publik tentang pandemi yang mereda. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah pemerintah negara telah melonggarkan pembatasan termasuk meringankan penggunaan masker dan tidak perlu menunjukan bukti vaksinasi.
Ryan, direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, mengatakan masih ada skenario di mana dunia dapat mengatur ulang pandemi. Dia mengatakan hal itu termasuk ke dalam kendali manusia untuk memilih menuju masa depan yang lebih baik, bukan takdir.
Sementara normalisasi adalah sesuatu yang ingin dilihat oleh WHO, Ryan mencatat, apa yang tidak ingin mereka lihat adalah situasi di mana kita meminimalkan ketidakpastian yang dihadapi.
"Atau, kami meminimalkan skenario potensial di mana hal-hal bisa salah. Kami tidak ingin orang-orang yang duduk siang dan malam khawatir tentang apa yang akan terjadi dengan SARS-CoV-2, atau Covid," katanya, seperti dikutip dari Fox News, Rabu (16/3/2022).
Jadi, dunia perlu menjaga kewaspadaan dan terus mendorong penerapan protokol kesehatan. Karena menurut Ryan, tidak ada fase di mana virus corona dapat dianggap seperti virus lainnya.
"Virus lain tidak membunuh 52.000 orang di seluruh dunia dengan perkiraan rendah dan 10 juta kasus setiap minggu. Itu bukan sembarang virus lain," katanya.
Van Kerkhove, Pemimpin Teknis Covid-19 WHO, mengatakan kekhawatiran akan penurunan angka tes pengujian. Ahli epidemiologi penyakit menular juga mendesak dunia untuk tetap waspada karena boleh dibilang kita masih ada dalam wabah ini. Masih ada jutaan orang yang rentan terhadap Covid-19.
"Apa yang tidak ingin kami lakukan sekarang adalah hidup melalui kelambanan karena kami bosan dengan itu. Anda akan terus mendengar rasa frustrasi kami karena kami semua menjalani ini setiap hari dan kami ingin ini berakhir seperti Anda, tetapi kami tidak dapat menghilangkannya dan kami masih berada dalam banjir ini," kata Van Kerkhove.
Hingga saat ini, data dari Johns Hopkins Coronavirus Resource Center menunjukkan bahwa lebih dari enam juta kematian terkait Covid telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan lebih dari 967.000 di AS. Namun, kematian akibat pandemi kemungkinan tidak dilaporkan, dengan sebuah penelitian pada pekan lalu menemukan bahwa 18 juta orang telah meninggal akibat pandemi pada akhir 2021.