Komentar-komentar negatif tersebut, menurut Marsya, datang dari berbagai arah, termasuk keluarga dan lingkungan sekitar mereka. Pihak keluarga menganggap profesi sebagai pemusik itu tidak bisa menjamin masa depan.
"Di lingkungan juga disangkanya kami mau menyebarkan pengaruh buruk," ujar Marsya.
Meski demikian, Marsya dan rekan satu bandnya, yakni Sitti dan Widi, tak menghiraukan komentar negatif tersebut. Terlebih, ketiganya merasa telah menemukan diri mereka di musik.
"Seiring berjalannya waktu, kami menemukan diri kami di musik. Kami memang sempat takut mengambil langkah, tapi kami akhirnya tetap yakin pada diri sendiri. Kami memutuskan tetap jalan, karena kalau berhenti, justru itu yang mereka inginkan. Kami enggak mau menyerah karena ketakutan," imbuhnya.
Meski musik metal terdengar keras, Marsya mengatakan, yang terpenting dalam bermusik adalah pesan yang ingin disampaikan kepada para pendengarnya. Menurut Marsya, musik metal banyak menyuarakan keadilan, isu kesetaraan, isu lingkungan, hingga isu kemanusiaan. Hal itulah yang membuat Voice of Baceprot tetap konsisten dengan musik tersebut.
"Kami berniat untuk memasukkan pesan-pesan baik termasuk kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di musik kami. Kami percaya musik memiliki bahasa sendiri yang bisa menyentuh semua usia dan kalangan," kata Marsya.