Selasa 01 Mar 2022 08:23 WIB

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka Berawal dari Garasi Mobil

TBM Lentera Pustaka mrenjadi taman bacaan paling komprehensif di Indonesia.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Irwan Kelana
Bermula dari garasi mobil, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka kini berkembang menjadi taman bacaan paling komprehensif di Indonesia.
Foto: Dok TBM Lentera Pustaka
Bermula dari garasi mobil, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka kini berkembang menjadi taman bacaan paling komprehensif di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN, perusahaan swasta maupun perorangan  berperan sangat penting dalam mendorong minat baca anak-anak dan remaja. Caranya antara lain melalui pendirian taman bacaan masyarakat (TBM) seperti yang dicontohkan oleh TBM Lentera Pustaka yang berada di kaki Guung Salak Bogor.

Pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka Syarifudin Yunus mengatakan, TBM Lentera Pustaka didirikan pada November 2017 sebagai ikhtiar untuk menekan angka putus sekolah yang tinggi. Di Desa Sukaluyu,  Kecamatan Tamansari,  Bogor ada data 81 persen tingkat pendidikan masyarakatnya hanya SD. 

"Atas dasar itu, saya mengubah garasi mobil rumah menjadi taman bacaan," kenang   Syarifudin Yunus kepada Republika.co.id, pekan lalu.

photo
Anak-anak pembaca aktif Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka Bogor mampu membaca tiga sampai delapan buku per minggu.  (Foto: Dok TBM Lentera Pustaka)

Saat berdiri lima  tahun lalu, hanya 14 anak yang bergabung dan mereka berasal dari satu desa. Programnya pun hanya taman bacaan. “Tapi kini, setidaknya ada 140 anak pembaca aktif usia sekolah yang berasal dari tiga desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya). Kini setiap anak mampu membaca tiga  sampai delapan  buku per minggu,” ujar Syarifudin. 

Dari segi koleksi, tadinya hanya 600 buku dan saat ini koleksi bukunya ada lebih dari 6.000 buku. “ Angka putus sekolah pun di anak-anak pembaca tidak terjadi, sekalipun sebagian besar mereka dari keluarga prasejahtera,” ungkapnya.

Dengan menjalankan kurikulum sendiri, yang disebut “TBM Edutainment”, kini TBM Lentera Pustaka sudah menjalankan 13 program literasi. 

"Dari tadinya tidak punya relawan, kini ada 18 relawan yang membantu. Tidak kurang dari 250 orang menjadi pengguna layanan literasi di TBM Lentera Pustaka setiap minggunya," papar  Syarifudin Yunus, kandidat doktor taman bacaan dari Pascasarjana Universitas Pakuan (Unpak) Bogor.

TBM Lentera Pustaka boleh dibilang taman bacaan paling komprehensif di Indonesia, selain paling aktif dalam menggelar aktivitas literasi secara rutin. Karena itu pada tahun 2021, Pendiri TBM Lentera Pustaka meraih berbagai penghargaan.

Ia mengatakan TBM Lentera Pustaka sangat bersyukur banyak dibantu orang-orang dan korporasi yang baik. Sejak berdiri hingga kini, setiap tahunnya selalu ada tiga perusahaan swasta yang melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)  sebagai sponsor untuk membantu biaya operasional taman bacaan seperti beli buku, listrik, rak buku dan wifi. 

photo
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka Bogor memiliki koleksi 6.000 judul buku, 95 persen di antarnya merupakan sumbangan.  (Foto: Dok TBM Lentera Pustaka)

Ia menyebutkan, tahun 2022 ini, ada CSR dari Bank Sinarmas, PertaLife Insurance, dan Perkumpulan DPLK. Kompensasinya logo perusahaan CSR ada di TBM Lentera Pustaka selama setahun. 

“Dari koleksi lebih dari 6.000 buku, 95 persen yang dimiliki TBM Lentera Pustaka adalah hasil donasi perorarangan atau organisasi atau komunitas,” ungkap Syarifudin. 

Buku yang disumbangkan seperti ensiklopedia, sains dan pengetahuan, akhlak dan religi, komik edukatif, dongeng, novel dan lainnya. Bahkan setiap bulan, selalu ada komunitas atau organisasi yang melakukan bakti sosial di TBM Lentera Pustaka. Tujuannya untuk memotivasi anak-anak selalu rajin membaca  dan datang ke taman bacaan. Apalagi di tengah gempuran era digital seperti sekarang.

"Harapan  saya, memang sebaiknya BUMN atau swasta melakukan CSR ke bidang literasi atau buku. Bisa membantu taman bacaan, membangun perpustakaan atau donasi buku bacaan ke taman bacaan-taman bacaan yang ada," harapnya.

Menurutnya,  di era digital seperti sekarang, taman bacaan adalah tempat paling efektif untuk menanamkan edukasi tentang dampak buruk gawai, di samping menjadi tempat membaca buku. “Siapa pun, baik BUMN atau swasta maupun perorangan harus lebih peduli terhadap aktivitas membaca buku anak dan taman bacaan. Sekaligus menjadi sarana untuk menanamkan pembelajaran akhlak dan adab anak yang semakian tergerus dengan dinamika kehidupan modern,” ujar Syarifudin Yunus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement