REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Influencer Indah G menjadi sorotan publik setelah komentarnya di podcast bersama Coki Pardede menuai kontroversi. Dalam sebuah episode di saluran YouTubenya, Indah terlihat menertawakan seruan boikot terhadap Starbucks.
Hal itu bermula ketika Indah bertanya pandangan Coki mengenai aksi boikot terhadap berbagai produk yang pro Israel. Coki mengatakan aksi boikot seperti itu tidak akan mengubah apapun dan bahkan tidak bisa menghentikan perang.
Indah kemudian bertanya apakah Coki masih minum kopi dari Starbucks atau tidak? Dalam kesempatan tersebut Coki mengatakan bahwa dia “hampir setiap hari” membeli kopi Starbucks. Respons Coki tersebut disambut gelak tawa dari Indah G.
Reaksi Indah G kemudian memicu reaksi keras dari warganet. “Ngakak gak wajar sampai miring-miring ngetawain genosida. Set*n emang,” kata warganet di X sembari mengunggah klip saat Indah menertawakan aksi boikot Starbucks.
“Kalau soal boikot atau tidak, itu pilihan masing-masing. Tapi menertawakan genosida adalah hal yang lain. Dulu aku pikir Indah G ini enggak bermaksud mengkritisi bantuan pemerintah ke Palestina dan bukan ke saudara-saudara kita di Papua. Sekarang semuanya terlihat jelas bahwa dia memang gak peduli sama sekali dengan apa yang terjadi di Palestina,” kata warganet @Genuine** di X.
Seorang warganet juga menilai bahwa reaksi Indah yang menertawakan aksi boikot sama dengan menertawakan penderitaan Palestina. “Pemukiman rata dengan tanah. Fasilitas umum luluh lantak. Jalanan hancur. Rumah ibadah di bom. Mayat berhamburan. Orang-orang meregang nyawa. Bayi-bayi terlantar dan gemetar. Kelaparan dan kemelaratan meronta di atas jerit kemanusiaan,” kata warganet @denis** sambil mengunggah klip Indah G yang sedang menertawakan aksi boikot.
Sebagai informasi, aksi boikot terhadap Starbucks di Indonesia dan berbagai negara terjadi setelah perusahaan tersebut menggugat serikat pekerjanya yang mengunggah pesan solidaritas terhadap warga Palestina di X. Selain itu, ada juga beberapa laporan yang menyebut bahwa Starbucks memberikan dukungan finansial dan material terhadap Israel.
Setelah aksi boikot Starbucks digulirkan, nilai dan saham Starbucks mengalami penurunan pada akhir 2023. Bloomberg melaporkan bahwa saham Starbucks pada awal Desember 2023 mengalami penurunan 1,6 persen. Meskipun boikot sering kali berdampak terbatas pada pendapatan perusahaan besar seperti Starbucks, kampanye ini tetap menjadi simbol penting bagi aktivis dan masyarakat yang ingin menunjukkan solidaritas terhadap Palestina.