Sabtu 26 Feb 2022 00:55 WIB

Gangguan Irama Jantung Juga Bisa Usik Anak, Bagaimana Cara Mendeteksinya?

Gangguan irama jantung bisa terjadi pada anak, bisa terdeteksi sejak dalam kandungan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi prematur di dalam inkubator. Bukan hanya karena kelahiran prematur, faktor genetik juga bisa menyebabkan anak mengalami aritmia alias gangguan irama jantung.
Foto:

Paradigma lama menggunakan kateter bipolar, sedangkan HD Grid menggunakan kateter multipolar dan multidirectional. Pendekatan baru ini dapat mendeteksi gap (celah) yang tidak terlihat oleh kateter bipolar.

"Selain itu, teknologi pemetaan ini menggabungkan pemetaan magnetik dan impedans secara bersamaan, yang memungkinkan tindakan kateter ablasi dilakukan dengan tingkat presisi dan akurasi yang tinggi," jelas dr Dicky.

Bukti klinis menunjukkan bahwa penggunaan HD Grid mampu menurunkan tingkat kekambuhan menjadi hanya sekitar lima hingga 10 persen setahun pasca tindakan, yang artinya lima sampai enam kali lipat lebih baik dibanding teknologi yang lama. Kelebihan lainnya ialah waktu tindakan yang bisa lebih cepat.

Pada aritmia dengan detak jantung lambat, penggunaan obat-obatan umumnya tidak efektif sehingga perlu dilakukan pemasangan alat pacu jantung permanen (permanent pacemaker/PPM). Pada anak, umumnya tindakan ini menjadi lebih sulit karena besarnya ukuran pacemaker.

Dengan perkembangan teknologi, saat ini sudah tersedia alat pacu jantung yang lebih kecil dan tanpa kabel (leadless pacemaker). Hanya saja, kalau sudah sampai pacemaker, berarti kondisi anak berat dan alat harus dipakai seumur hidup.

"Itu menjadi keadaan akan terbawa sampai akhir hayat anak tersebut. Di sisi lain, kita mesti lihat manfaatnya, anak ini bisa beraktivitas dengan baik, risiko kematiannya rendah," ucap dr Dicky terkenal sebagai dokter dengan pengalaman dalam pemasangan leadless pacemaker terbanyak di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement