REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah menimbulkan isu kesehatan mental. Pembatasan sosial, masker, dan tes Covid-19 cukup membuat orang ingin berteriak.
Para ahli mengatakan, teriakan primal dapat membantu meredakan stres jika dilakukan dengan cara yang bermanfaat. Sekelompok ibu di Massachusetts dan New Jersey di Amerika Serikat memilih terapi jeritan untuk membantu menghilangkan stres akibat pandemi Covid-19.
Para ahli mengatakan, terapi jeritan dapat membantu mengurangi ketegangan, frustrasi, dan kemarahan. Namun, para ahli mencatat bahwa terapi jeritan bukanlah solusi jangka panjang untuk masalah kesehatan mental. Banyak orang tua yang lelah, frustasi, dan sekadar marah pada pandemi Covid-19 setelah dua tahun dalam isolasi dengan anak-anak yang resah.
"Jeritan adalah cara alami dan intuitif bagi tubuh untuk melepaskan emosi, yaitu kemarahan. Dibutuhkan sistem saraf simpatik Anda ke ekstrem dan benar-benar tidak ada tempat lain untuk 'turun' dari sana selain menjadi respons relaksasi," kata Sarah Harmon, terapis berlisensi Massachusetts dan pendiri The School of MOM, kepada Healthline, dikutip Senin (21/2/2022).
Harmon termasuk penggagas yang mengumpulkan para ibu selama tahun pertama pandemi untuk membantu mereka berteriak. Harmon mengatakan, sesi tersebut memungkinkan para ibu untuk melampiaskan kemarahan terkait pandemi yang terpendam dan untuk mengikat satu sama lain ketika ikatan dengan orang asing tidak dianjurkan.
"Bagian penyembuhan lain dari jeritan adalah komponen komunitas," kata Harmon.
Terapi ini meneguhkan dan menyembuhkan dalam emosi bersama, terutama yang tabu, seperti kemarahan. Terapi dilakukan bersama-sama dengan orang lain yang punya perasaan serupa.