Selasa 22 Feb 2022 02:46 WIB

Benarkah Stres Bisa Mempersingkat Hidup?

Stres juga memicu pusat ketakutan di otak, namun stres tidak selalu negatif

Stres (ilustrasi)
Foto: Boldsky
Stres (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres selalu dikaitkan dengan masalah kesehatan lain. Stres bahkan disebut dapat mempersingkat hidup. Bisakah hal itu terjadi?

Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan stres psikologis dikaitkan dengan masalah kesehatan kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke. Stres psikologis mungkin sama berbahayanya dengan kesehatan jantung. 

Baca Juga

Serangan jantung sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti obesitas, tekanan darah tinggi, merokok, kolesterol tinggi dan kurang aktivitas fisik. Bagaimana stres mempengaruhi tubuh?

Dikutip dari Healthlinepada Senin (21/2/2022), stres tidak selalu merupakan hal yang negatif. Bahkan, itu bisa berguna. Stres jangka pendek dapat memberi energi untuk menyelesaikan proyek atau memenuhi tenggat waktu.

Stres seperti ini dapat mendorong Anda untuk lebih baik saat berbicara di depan umum. Stres juga dapat membantu membuat keputusan sepersekian detik, seperti dalam situasi yang mengancam jiwa.

Anda bahkan bisa merasa stres di saat-saat bahagia, seperti pernikahan baru, rumah baru, atau bertemu orang baru. Namun, terlalu banyak stres dan stres pada saat Anda tidak berada dalam situasi yang mengancam dapat berbahaya bagi kesejahteraan dan kesehatan jantung secara keseluruhan.

Stres jangka panjang (kronis) mungkin akibat dari kekhawatiran yang terus-menerus tentang pekerjaan, hubungan, kondisi kesehatan, atau keadaan ekonomi. Ini mungkin muncul dengan sendirinya yang ditandai dengan lekas marah, depresi, kecemasan, sering termenung dan kesedihan tanpa sebab.

Stres kronis dapat menyebabkan gejala seperti otot tegang, lelah, insomnia, sakit kepala dan sakit perut. Stres kronis juga dapat membuat merasa tidak bisa mengendalikan emosi atau tindakan. Bahkan seseorang mungkin lebih sering mengalami perubahan suasana hati.

Stres juga memicu pusat ketakutan di otak. Ini memberi tahu tubuh Anda bahwa Anda berada dalam mode fight-or-flight, bahkan dalam situasi sehari-hari seperti bekerja atau mengendarai mobil. Hal ini akan mengirimkan banjir kortisol, hormon stres, ke dalam tubuh Anda untuk "merespon" stres.

Seiring waktu, peningkatan kadar hormon stres dapat menyebabkan serangkaian efek yang tidak diinginkan, seperti tekanan darah tinggi, peningkatan peradangan, berkurangnya aliran darah ke jantung, risiko serangan jantung dan stroke yang lebih tinggi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement