Surat kepada ibunya menunjukkan bahwa Saint-Exupery meminta pendapatnya mengenai gambar yang ia buat. Pengarang itu mengungkapkan keraguan diri tentang apakah gambarnya cukup baik.
"Saint-Exupery sangat bangga dengan fakta bahwa halaman judul buku menyebutkan bahwa itu dengan gambar oleh penulis, karena dia merasa itu adalah pencapaian nyata untuk berhasil menggambarkannya sendiri," kata Monier Vanryb.
Novel pendek ini pertama kali diterbitkan di Prancis pada 1946, setelah kematian Saint-Exupery pada tahun 1944. Pesawatnya menghilang selama misi pengintaian militer di Mediterania.
Pameran ini menampilkan lusinan edisi The Little Prince dalam bahasa asing, termasuk terjemahan terbaru dalam bahasa Rapa Nui di Pulau Paskah. Monier Vanryb menyebutkan hingga kini terhitung telah ada 498 terjemahan karya Saint-Exupery itu.
"Ditulis selama Perang Dunia II, dalam konteks yang sangat suram, 'The Little Prince' membawa pesan humanisme dan harapan, itu adalah sesuatu yang kita semua dapat identifikasi," katanya.