Jumat 11 Feb 2022 15:25 WIB

Menambah Jam Tidur Selama Satu Jam Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Memperpanjang durasi tidur disarankan bagi mereka dengan obesitas.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Memperpanjang durasi tidur disarankan bagi mereka dengan obesitas.
Foto: www.freepik.com
Memperpanjang durasi tidur disarankan bagi mereka dengan obesitas.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Bukti terus meningkat terkait hubungan antara tidur yang buruk atau kurang tidur dengan risiko obesitas dan gangguan metabolisme. Para ilmuwan menemukan bahwa memperpanjang durasi tidur malam pada orang-orang obesitas dapat mengurangi asupan kalori harian secara signifikan.

Durasi tidur yang lebih lama juga bisa mendorong penurunan berat badan yang signifikan apabila pola itu dipertahankan dalam jangka panjang. Sebuah penelitian yang masih berkembang, menjelaskan bahwa kurang tidur atau tidur tidak teratur dapat mendorong penambahan berat badan. 

Baca Juga

Hal ini menggambarkan bagaimana hal itu dapat menyebabkan perubahan metabolisme pada tingkat jaringan, dan mendorong disfungsi metabolisme. Sebuah studi dari Oktober 2021, juga menunjukkan bagaimana tidur satu jam ekstra untuk bayi baru lahir, dapat membantu menurunkan risiko obesitas mereka selama bulan-bulan pembentukan kehidupan.

“Selama bertahun-tahun, kami dan yang lain telah menunjukkan bahwa kurang tidur memiliki efek peningkatan nafsu makanan, dan itu menempatkan tubuh pada risiko kenaikan berat badan dari waktu ke waktu,” kata Ketua Peneliti dari University of Chicago Medicine, Esra Tasali, dilansir dari New Atlas, Jumat (11/2/2022).

“Baru-baru ini, pertanyaan yang diajukan semua orang adalah, 'Jika ini yang terjadi ketika kita kurang tidur, bisakah kita memperpanjang waktu tidur dan membalikkan beberapa hasil buruk ini?',” kata dia lebih lanjut.

Studi ini juga melibatkan peneliti dari University of Wisconsin-Madison, dan mengeksplorasi pertanyaan ini melalui uji klinis acak yang melibatkan 80 orang dewasa. Orang dewasa ini memiliki kelebihan berat badan dan biasanya memiliki durasi tidur pendek, kurang dari 6,5 jam semalam, faktor risiko yang diakui jadi penyebab obesitas.

Studi ini berlangsung selama dua pekan, di mana semua orang itu tidur di rumah masing-masing, sembari melacak tidur mereka dengan perangkat yang dapat dikenakan, serta dibuat untuk melanjutkan gaya hidup dan diet reguler mereka. Tidur ekstra 1,2 jam rata-rata menyebabkan penurunan besar dalam konsumsi makanan di antara orang dewasa itu, dengan beberapa makan sebanyak 500 kalori lebih sedikit per hari.

“Ini bukan studi penurunan berat badan. Tetapi bahkan hanya dalam dua pekan, kami telah mengukur bukti yang menunjukkan penurunan asupan kalori dan keseimbangan energi negatif (asupan kalori lebih sedikit daripada kalori yang terbakar),” kata Tasali.

Jika kebiasaan tidur yang sehat dipertahankan dalam durasi yang lebih lama, ini akan menyebabkan penurunan berat badan yang penting secara klinis dari waktu ke waktu. Para penulis mencatat studi pembatasan tidur menunjukkan perubahan pada hormon pengatur nafsu makan, dan pusat penghargaan di otak yang dapat mendorong makan berlebihan jika kurang tidur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement