Ahad 30 Jan 2022 00:21 WIB

Efek Samping Langka Covid-19: Ereksi Berkepanjangan, Anak Swedia 12 Tahun Mengalaminya

Laporan kasus di Swedia mengabarkan anak 12 tahun alami efek samping langka Covid-19.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Ekspresi seorang anak saat menerima suntikan vaksin Covid-19 di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (19/1/2022). Seorang anak berusia 12 tahun di Swedia mengalami ereksi berkepanjangan sebagai efek samping dari Covid-19.
Foto:

Tak ada penyebab lain

Dalam laporan kasus, dokter yang merawat menulis bahwa tidak ada penyebab lain yang masuk akal untuk priapisme pasien tersebut selain Covid-19. Sementara itu, kecelakaan sepeda tiga hari sebelum ereksi pertama, dicoret sebagai penyebab setelah penyelidikan. Soalnya, cedera itu tidak berdampak pada panggul.

"Priapisme didefinisikan sebagai ereksi penis yang tidak terkait dengan minat atau rangsangan seksual yang berlangsung lebih dari empat jam. Beberapa kasus priapismus iskemik telah dipublikasikan, kebanyakan dari mereka memengaruhi pasien dengan gejala parah yang memerlukan rawat inap dan masuk ICU," tulis Stephan Brönimann serta rekan di Medical University of Vienna dan tim.

Covid-19 dapat meningkatkan kecenderungan darah untuk menggumpal. Bahkan, ini sering menjadi penyebab kematian, mungkin berada di balik masalah penis yang mengkhawatirkan.

photo
Flurona. Kasus flu dan Covid-19 dapat terjadi bersamaan. - (Republika)

Seorang pria berusia 69 tahun di Ohio, AS mengalami ereksi selama tiga jam karena masalah pembekuan darah di penisnya. Petugas medis melaporkan dalam The American Journal of American Medicine bahwa mereka meyakini Covid-19 telah menyebabkan terbentuknya gumpalan di penisnya, menjebak darah di ruang ereksi.

Dokter akhirnya mengalirkan darah dari penis pasien menggunakan jarum setelah mencoba mengurangi kekakuan dengan kompres es. Pasien yang paru-parunya lemah tersebut meninggal karena Covid-19.

Seorang pria lain berusia 60-an di Prancis harus menjalani prosedur yang sama setelah Covid-19 membuatnya ereksi selama empat jam. Dalam kasus ini, para dokter menyimpulkan priapismus pria itu dipicu oleh Covid-19. Dia selamat dan tidak menderita priapisme sejak keluar dari RS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement