REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Batman telah hadir di sejumlah film dengan kisah yang diadaptasi dari DC Comics. Ada perbedaan sifat sosoknya di film dan komik yang dianggap cukup mengganggu bagi penggemar.
Pada komik Batman No 4 (1940), Batman mengatakan kepada rekannya, Robin, mengenai "aturan larangan membunuh". "Ingat, kita tidak pernah membunuh dengan senjata apapun!," ujar Batman yang juga dijuluki The Caped Crusader.
Prinsip itu amat memengaruhi karakter Batman, setidaknya dalam komik. Pencipta karakter Batman, Bob Kane dan Bill Finger, berusaha mengeksplorasi jati diri yang unik dari tokoh tersebut di setiap cerita.
Hadirnya aturan larangan membunuh itu memang tidak diterapkan drastis, namun bertahap. Setelah Batman menjadi mitra polisi, diceritakan bahwa pembunuhan menjadi semakin sedikit hingga berhenti sepenuhnya.
Penanganan karakter demikian sesungguhnya juga menjadi upaya agar pergantian musuh tidak terlalu cepat karena minat terhadap komik berkembang pesat. Jika Batman dikisahkan membunuh Joker, itu dianggap langkah bisnis yang buruk.
Selain itu, DC menghentikan metode mematikan Batman karena adanya protes pada 1954 bahwa komik memberikan pengaruh negatif kepada anak-anak. Itu sebabnya komik diatur supaya tidak memuat kisah yang terlalu kejam.
Ada masa Batman diceritakan memiliki lagi kecenderungan untuk melakukan kekerasan, namun dia tidak membunuh. Bahkan, ketika Batman mengalahkan penjahat dan meninggalkannya dalam keadaan terkapar. Pada edisi komik selanjutnya, para karakter bisa muncul kembali.
Sementara, film adaptasi selama ini dinilai mengabaikan aturan Batman dalam komik. Adegan Batman membunuh penjahat di seluruh film sangat banyak. Pada 2015, Youtuber Mr Sunday Movies merilis video yang menghitung berapa kali Batman membunuh, berjudul "Batman Movie Kill Count Supercut."
Menjelang perilisan film solo The Batman arahan Matt Reeves, pertanyaan tentang aturan Batman di komik kembali mengemuka. Penggemar bertanya-tanya apakah dalam film nanti Batman sesuai dengan komik atau tidak.
Selain mempertanyakan apakah Batman membunuh, agaknya bakal muncul banyak diskusi mengenai alasan di balik keputusan Batman. Sebaliknya, penonton pasti juga akan membahas jika Batman tidak membunuh.
Belum lama ini, aktor Robert Pattinson yang memerankan Batman versi baru membuat pernyataan soal aturan tersebut. Dia punya pandangan sendiri, mengingat Batman alias Bruce Wayne di film mendatang mengalami kondisi mental yang lebih tidak stabil daripada versi sebelumnya.
"Aturan itu dapat ditafsirkan dalam dua cara. Entah dia hanya ingin memberikan hukuman yang pantas, atau dia ingin membunuh, dan pengendalian diri mencegahnya untuk melakukannya," kata Pattinson, seperti dikutip dari laman Hollywood Reporter, Kamis (27/1/2022).
Pernyataan itu sedikit banyak menggambarkan sosok Batman versi Pattinson. Sejumlah komentar pun bermunculan di media sosial atas ucapan Pattinson, selain perdebatan tentang mana sosok Batman terbaik di film.
Selama ini, Batman pada film dan serial dihidupkan oleh deretan aktor besar. Sebut saja Adam West, Michael Keaton, Christian Bale, dan Ben Affleck. Batman versi siapa yang paling heroik dan paling benar secara moralitas cukup sukar diperbandingkan.
Ada pula prediksi film The Batman nanti menjadi sinema tentang Batman yang paling gelap. Seperti apa perkembangan karakternya, penonton bisa menyimak langsung film pada Maret 2022.