REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Spider-Man menjadi salah satu film superhero terbesar sejak 20 tahun kehadirannya di layar lebar dunia. Sejak Spider-Man karya Sam Raimi pada 2002, film-film yang didasarkan pada karakter itu telah menarik banyak penggemar dan mengalahkan rekor box office dalam beberapa kesempatan, termasuk yang paling baru Spider-Man: No Way Home.
Saat ini, sulit membayangkan dunia tanpa Spider-Man. Namun ternyata, sebelum 2002, Spider-Man hampir tidak jadi difilmkan dan banyak upaya dilakukan untuk mengangkat film superhero ke layar lebar.
Upaya pertama pernah dilakukan pada 1990-an, rencananya diarahkan oleh sutradara James Cameron. Lalu pada 1985, hak Spider-Man dipegang oleh Cannon Films, sebuah perusahaan produksi yang sekarang sudah tidak beroperasi dengan sejarah panjang pembuatan film-B.
Menahem Golan dan Yoram Globus (pemilik Cannon pada saat itu), telah membeli hak film dari Marvel dengan ketentuan bahwa mereka akan memproduksi film dalam waktu lima tahun setelah pembelian. Jika tidak, hak-hak itu akan kembali ke Marvel.
Dilansir di CBR pada Rabu (26/1/2022), dalam rentang waktu yang singkat itu, Golan dan Globus mendorong untuk cepat-cepat membuat film. Mereka sudah menjadwalkan Tobe Hooper sebagai sutradara dan Leslie Stevens sebagai penulis skenario. Mereka membuat cerita Spider-Man dengan versi horor seperti The Fly karya David Cronenberg.
Film itu akan membuat Peter Parker berubah menjadi monster hibrida laba-laba oleh Dokter Zork, seorang ilmuwan gila yang melakukan eksperimen untuk membangun ras mutan. Setelah transformasi Peter, Zork akan berusaha meyakinkannya untuk menjadi pimpinan ciptaannya yang lain, tetapi monster itu pada akhirnya akan menolak peran ini dan melawan mutan Zork.
Versi cerita ini tidak cocok dengan co-creator Spider-Man, Stan Lee. Ketika rencana ini diberikan kepadanya, Lee membujuk Cannon untuk tidak melanjutkan film. Akhirnya, Cannon mempekerjakan Ted Newsom dan John Brancato untuk membuat sentuhan yang sedikit lebih dekat dengan cerita aslinya.
Versi cerita mereka yang sudah dirombak juga tidak pernah masuk ke produksi karena Cannon memotong anggaran film. Akhirnya, Cannon kehilangan hak untuk Spider-Man, dan karakter tersebut kembali ke Marvel.
Sekitar satu dekade kemudian muncul film Spider-Man versi Sam Raimi yang lebih baik. Bagaimanapun juga, versi horor film Spider-Man sangat sulit untuk terealisasi karena akan jauh dari karakter yang diceritakan di komik.
Jika benar terjadi, para penggemar pasti akan merasa terkhianati. Tapi, mungkin itu masih bisa menjadi konsep yang menarik untuk dijelajahi, meski hanya sebentar.