Senin 24 Jan 2022 23:51 WIB

Siasati Maraknya Obat Palsu di Masa Pandemi, Ini Solusinya

ada sekitar 25 persen obat palsu yang beredar dari total bisnis obat di Indonesia.

Obat Covid-19 palsu (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Obat Covid-19 palsu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pandemi Covid-19 telah membuat peningkatan produksi bisnis obat palsu di Indonesia mengalami peningkatan 3,8 persen. Data yang dirilis dari Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) menunjukkan bahwa ada sekitar 25 persen obat palsu yang beredar dari total bisnis obat di Indonesia.

“Jika masyarakat membeli vitamin dan suplemen kesehatan kepada penjual yang belum pasti keasliannya tentu akan sangat beresiko karena masyarakat tak tahu apakah produk yang dibelinya itu apakah asli dan layak dikonsumsi. Ini menjadi ancaman,” kata Natali Ardianto, CEO Jovee, merespons masih maraknya peredaran obat palsu di Indonesia dalam keterangannya di Jakarta, Senin (24/1/2022).

Natali menyadari pandemi Covid-19 ini telah membuat kesadaran masyarakat menjadi meningkat dalam memilih makanan sehat maupun dalam mengonsumsi vitamin. Ia mengatakan kesadaran ini muncul karena kebutuhan masyarakat untuk menjaga stamina tubuhnya.

“Efek yang dihasilkannya, mulai dari munculnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi vitamin dan suplemen kesehatan. Sayangnya sekarang ini banyak penjual musiman dan produsen obat yang belum tentu terjamin keaslian dan kualitasnya,” tuturnya.

Natali mengatakan kehadiran Jovee ini diharapkan bisa membantu masyarakat dalam memperoleh vitamin dan suplemen yang terjamin kualitas dan keasliannya. Jovee ini, kata dia, merupakan aplikasi penyedia kebutuhan vitamin dan suplemen yang disesuaikan dengan kebutuhan, gaya hidup, dan target kesehatan tiap-tiap individu. “Selain aplikasi mobile, Jovee juga dapat diakses melalui website dan Official Store,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement