REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak tiga perempat dari kasus efek samping akibat vaksin Covid-19 yang terjadi selama ini diyakini tidak terkait dengan kandungan vaksin. Pikiran atau sugesti tiap individu menjadi penyebabnya.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan para ilmuwan di Harvard University mengatakan, jutaan orang di dunia dapat menderita efek Nocebo. Ini adalah sebuah efek fenomena, di mana terjadi ketika seseorang menghadapi reaksi tidak nyaman setelah mendapatkan obat, hanya karena mereka sendiri berpikir demikian.
Dilansir The Sun, Rabu (19/1/2022), beberapa dari orang yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 merasa sakit kepala hingga kelelahan. Studi menganalisis laporan dari 44 ribu orang, yang setengah di antaranya hanya diberi plasebo vaksin.
Banyak dari peserta yang diteliti dalam studi mengatakan menderita efek samping. Namun, pada kenyataannya, mereka kemungkinan menghubungkan masalah yang tidak terkait dengan vaksin.
Para ilmuwan melihat efek samping yang dilaporkan oleh 22 ribu orang yang mendapatkan vaksin dalam uji klinis, dan membandingkannya dengan kelompok kontrol yang diberikan plasebo. Pada kelompok yang divaksinasi, sekitar 46 persen menderita efek samping, seperti sakit kepala atau kelelahan setelah vaksin pertama.
Jumlah tersebut kemudian naik menjadi 61 persen dari kelompok itu setelah vaksin kedua diberikan. Sekitar sepertiga peserta yang diberikan kelompok plasebo melaporkan efek samping, seperti sakit kepala, dengan proporsi sedikit menurun setelah dosis kedua.
Hal itu memungkinkan para ahli untuk memperkirakan bahwa 76 persen dari semua keluhan sakit kepala, kelelahan, dan reaksi merugikan lainnya yang dilaporkan setelah dosis pertama sebenarnya tidak disebabkan oleh vaksin. Efek samping asli meningkat setelah dosis kedua karena reaksi tubuh saat melawan virus.
Ted Kaptchuk, seorang profesor, sekaligus ahli terkenal di dunia tentang efek plasebo mengatakan, gejala nonspesifik, seperti sakit kepala dan kelelahan, yang terlihat seperti nocebo terdaftar di antara reaksi paling umum setelah vaksinasi Covid-19.