Rabu 19 Jan 2022 18:57 WIB

Cara Keluar dari Pola Pikir Diet yang Salah

Cobalah mengevaluasi pola diet yang diterapkan selama ini.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Makanan sehat (ilustrasi). Diet Mediterania yang kaya akan buah dan sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun termasuk yang sangat direkomendasikan.
Foto: Flickr
Makanan sehat (ilustrasi). Diet Mediterania yang kaya akan buah dan sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun termasuk yang sangat direkomendasikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menginjak pekan ketiga di tahun 2022, banyak di antara orang yang menerapkan pola diet tertentu mencoba melakukan evaluasi. Mereka merenungkan apakah diet yang diterapkan sudah cocok, aman dan layak dipertahankan, atau sebaliknya.

Ahli gizi dari Inggris, Jamie Nadeau, mengungkap tiga alasan sederhana mengapa seseorang mungkin bersusah payah mempertahankan dietnya. Meski mungkin sulit diterima, namun menurutnya, ini bisa menjadi cara untuk kembali ke metode diet seimbang yang sehat. Kepada 145 ribu pengikut di TikTok, dia mengungkap alasan pertama.

Baca Juga

"Jika diet untuk Anda benar-benar berhasil dan berkelanjutan, Anda akan tetap melakukannya," kata dia.

Alasan kedua, Anda lebih fokus pada hasil dalam jangka panjang. Jamie mengatakan, diet dan segala pembatasan biasanya tidak menghasilkan penurunan berat badan jangka panjang.

"Malah yang dihasilkannya adalah kenaikan berat badan jangka panjang," jelas dia kepada 145 ribu pengikut TikTok, seperti dilansir The Sun, Rabu (19/1/2022).

Lalu, ketiga, Jamie mendesak pelaku diet untuk menghindari pola pikir tertentu yang mendorong perilaku tidak membantu dalam diet.

"'Saya akan mulai lagi Senin, sekarang saya sudah mengacaukannya dan saya ingin makan apapun yang saya mau' pola pikir seperti ini membuat Anda terjebak," kata Jamie.

Jamie yang telah bekerja sebagai ahli gizi dan selama lebih dari enam tahun merangkum sarannya dalam sebuah komentar. "Jika Anda berjuang dengan semua ini, fokuslah untuk mengubah pola pikir itu. Jika tidak, kamu akan terjebak di roda hamster itu," kata dia.

Pakar lain telah mendukung klaim Jamie serta menyoroti pentingnya diet seimbang untuk meningkatkan kualitas tidur. Marie-Pierre St-Onge, seorang profesor kedokteran nutrisi di University of Columbia di New York, Amerika Serikat yang telah meneliti topik ini selama hampir satu dekade, mengatakan bahwa makanan adalah kontributor tak dikenal dalam kualitas tidur yang baik atau buruk.

Menulis di Knowable Magazine, St-Onge menyebut bahwa mengurangi gula dan lemak jenuh, sambil meningkatkan serat bisa menjadi trik untuk mendapatkan tidur malam yang nyenyak.

"Studi kami selama tujuh tahun terakhir telah menunjukkan bahwa makan lebih banyak serat dan lebih sedikit lemak jenuh dan gula di siang hari menghasilkan tidur yang lebih nyenyak dan lebih sedikit gangguan di malam hari," katanya.

"Mungkin akan sangat membantu untuk mengonsumsi makanan tipe Mediterania yang kaya akan buah-buahan dan sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun," ujar St-Onge.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement