REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aktor Arswendy Bening Swara mengatakan Ben & Jody merupakan proyek film action pertamanya. Pemeran karakter Pak Hasan di film itu tak menyangka akan terlibat dalam adegan aksi.
"Ini mungkin pertama kali terlibat di film aksi. Awalnya saya tak menyangka film ini akan sangat aksi," kata Arswendy setelah acara press screening Ben & Jody di Plaza Senayan XXI, Jakarta Pusat, Selasa (18/1/2022).
Awalnya, Arswendy berpikir hanya menjadi pemain pendukung dalam film dan fokus dengan dramanya saja. Aktor kelahiran 22 November 1957 itu banyak membahas sosok karakter Pak Hasan dengan sutradara film Angga Dwimas Sasongko. Dari situ, dia mendapat banyak cerita seperti apa sosok Pak Hasan yang diinginkan Angga.
"Angga menceritakan latar belakang Pak Hasan. Hasil diskusi, fungsi karakter Hasan apa, jadilah Hasan seperti itu (antagonis)," ujarnya.
Arswendy menjelaskan, Hasan adalah sosok yang berasal dari kecamatan, berpenampilan baik, dan mengayomi masyarakat. Namun, latar belakangnya mencerminkan bagaimana akhirnya Pak Hasan bisa berubah menjadi sosok jahat.
"Hasan maunya bernegosiasi menyelamatkan (penduduk desa) ini, tapi lama-lama negosiasi melenceng, dia berpihak ke pengusaha, Pak Hasan dianggap berkhianat oleh orang desa, terutama Ben," kata pemilik nama Arswendi Nasution itu.
Arswendy mengatakan, sebenarnya dia tak siap bermain film aksi. Namun, Angga sempat memberinya waktu memegang senapan, sebelum akhirnya memakai pistol.
"Adegan paling berkesan itu pas ditusuk terakhir, saya jatuh, tapi jatuh saya salah," ujar dia.
Angga menjelaskan bahwa Ben & Jody ingin bercerita tentang Indonesia saat ini. Semua orang berangkat dari berbagai latar belakang berbeda-beda.
"Dari latar belakang itu, pilihan hidup yang membuat kita jadi orang baik atau jahat," kata Angga.