Jumat 14 Jan 2022 06:30 WIB

Kena Omicron Dua Kali, Mungkin Nggak Ya?

Kasus reinfeksi terjadi di tengah merebaknya varian omicron.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Tes PCR Covid-19 (Ilustrasi). Sebagian orang ada yang mengalami reinfeksi Covid-19 di tengah menyebarnya varian omicron.
Foto:

Dokter penyakit menular di Amerika Serikat, Anthony Fauci, mengatakan bahwa omicron sangat berbeda dari varian sebelumnya. Varian omicron memiliki karakter yang lebih banyak bermutasi dibandingkan dengan varian lain, entah itu alpha, beta, bahkan delta.

Saat omicron telah menjadi strain dominan di Amerika Serikat (AS), Frank Esper, spesialis penyakit menular pediatri di Cleveland Clinik mengatakan, virus corona secara umum tidak bermutasi sebanyak flu, yang mengubah penampilannya setiap tahun. Sebaliknya, tingkat penularan ini adalah apa yang membuatnya menonjol.

photo
Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)

"Penularan varian ini, termasuk kemampuan untuk menghindari sistem kekebalan dan mencegah kekebalan jangka panjang bagi orang-orang yang terinfeksi, adalah salah satu alasan mengapa omicron dapat bertahan dan kembali," jelas Esper.

Carla Garcia Carreño, kepala penyakit menular di Children's Medical Center Plano menjelaskan, omicron sangat menular adalah perubahan protein lonjakan (spike protein) virus, bagian virus yang mengikat sel manusia sebelum menginfeksinya. Mutasi atau perubahan ini membuat virus sangat lengket, sehingga lebih mudah menempel pada sel dan membuat peningkatan penularan.

Tentu saja, tidak setiap tes Covid-19 akan dikirim ke laboratorium untuk melihat varian apa yang menginfeksi seseorang. Namun, mengingat saat ini Inggris tengah didominasi omicron, sangat logis untuk mengasumsikan bahwa omicron adalah varian yang memengaruhi terjadinya reinfeksi.

Salah satu pertanyaan paling mendesak tentang reinfeksi adalah bagaimana garis waktunya. Untuk saat ini, para ahli mengatakan bahwa mereka benar-benar tidak tahu kapan seseorang rentan terhadap reinfeksi.

"Secara umum, setelah infeksi SARS-CoV-2, jarang ditemukan reinfeksi dalam periode tiga bulan pada orang yang sistem kekebalannya masih utuh. Namun, penting untuk diingat bahwa vaksin Covid-19, terutama setelah menerima booster, bekerja dengan baik untuk melindungi dari infeksi omicron," jelas Carreño, dilansir Huffington Post, Selasa (11/1/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement