Senin 10 Jan 2022 21:35 WIB

Permintaan Kopi Melonjak, LPEI Penuhi Ekspor ke Jepang

Permintaan kopi dunia semakin meningkat seiring harga yang juga semakin tinggi.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Salah satu penghasil kopi di Ijen. LPEI penuhi permintaan kopi ke pasar Jepang.
Foto: Dok: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bondowos
Salah satu penghasil kopi di Ijen. LPEI penuhi permintaan kopi ke pasar Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mengungkapkan kinerja ekspor komoditas kopi mengalami peningkatan sepanjang 2021. Tercatat pertumbuhan nilai kopi membaik minus 1,9 persen periode Januari sampai Oktober 2021 dibandingkan minus 6,9 persen pada 2020.

Direktur Bisnis II LPEI Maqin U Norhadi mengatakan, porsi ekspor terbesar yaitu jenis kopi tidak disangrai (98,51 persen) dengan pertumbuhan nilai ekspornya minus 7,22 persen (year on year) pada 2020.

Baca Juga

"Tahun ini, ditargetkan kopi organik jenis java ijen dapat mulai diekspor untuk memenuhi pasar Jepang. Desa-desa di kawasan ini menjadi bagian dari program Desa Devisa LPEI, yang pada 2022 ditargetkan dapat menjangkau sekitar seratus desa melalui program Desa Devisa," ujar Maqin saat webinar, Senin (10/1/2022).

Menurut Maqin, permintaan kopi dunia pada tahun ini akan semakin meningkat seiring harga yang juga semakin tinggi. Apalagi, pasarnya juga semakin luas.

Ekspor perdana kopi hasil binaan Desa Devisa LPEI di Subang saja mencapai 18 ton tujuan Arab Saudi. Padahal, pasar tradisional kopi seperti AS, Jepang, Jerman, dan negara Eropa lainnya semakin membesar. Para eksportir kopi nasional ini, berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute tersebar di Semarang, Banda Aceh, Deliserdang, Medan, Bandar Lampung, Surabaya dan Sidoarjo, serta Malang.

LPEI juga mencatat ceruk permintaan kopi yang lebih spesifik seperti kopi organik sangat cerah pasarnya. Maka  itu, selain di Subang, LPEI juga mendampingi pengembangan bisnis kopi organik di kawasan Pegunungan Ijen, Banyuwangi. 

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta LPEI lebih kreatif dan inovatif, supaya Indonesia dapat memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi. 

"Kita dihadapkan pada sebuah lingkungan dunia yang bergerak sangat cepat. Ekspor merupakan salah satu engine growth yang sangat penting. LPEI yang berfungsi sebagai pemberi kredit atau credit enhancer, sebagai fasilitator, akselerator, maupun aggregator harus meningkatkan kreativitas dan inovasi," ucap Sri Mulyani.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement