Kamis 06 Jan 2022 18:35 WIB

Paranoia Vs Gangguan Kecemasan, Apa Bedanya?

Paranoia dan gangguan kecemasan punya gejala yang tumpang tindih.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Perbedaan antara paranoia dan gangguan kecemasan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Perbedaan antara paranoia dan gangguan kecemasan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paranoia dan gangguan kecemasan dapat berbagi beberapa gejala yang tumpang tindih, bahkan dapat terjadi bersamaan. Namun pada dasarnya mereka tidak sama. 

Ada perbedaan klinis antara kedua gangguan tersebut. Mengetahui perbedaan dan mendapatkan diagnosis yang tepat akan membantu Anda menemukan pilihan pengobatan yang efektif.

Baca Juga

Dilansir di laman Healthline, Kamis (6/1/2022), paranoia adalah proses berpikir yang menyebabkan ketidakpercayaan irasional terhadap orang lain karena keyakinan penganiayaan. Ini kadang-kadang dapat terjadi pada demensia, serta pada orang yang menyalahgunakan obat-obatan tertentu. 

Gejala paranoia dapat meliputi ketidakpercayaan orang lain, merasa tidak percaya atau disalahpahami, merasa dianiaya atau menjadi korban ketika tidak ada ancaman, isolasi, serta stres konstan terkait dengan keyakinan tentang orang lain. Sementara kecemasan adalah respons alami terhadap stres. Ini biasanya perasaan gugup. 

Jika perasaan cemas itu ekstrem, tidak proporsional, atau bertahan lama, itu mungkin gangguan kecemasan, bukan kecemasan biasa. Kecemasan biasa tidak mengganggu kehidupan sehari-hari Anda, tapi gangguan kecemasan mengganggu.

Lebih dari 40 juta orang dewasa di Amerika Serikat (AS) hidup dengan gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan meliputi gangguan kecemasan umum (GAD), gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, fobia spesifik, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan gangguan stres pascatrauma (PTSD). Gejala dapat meliputi peningkatan denyut jantung, pernapasan cepat, kesulitan berkonsentrasi, kegelisahan dan insomnia.

Perbedaan utama antara paranoia dan kecemasan adalah pada paranoia terdapat keyakinan delusi tentang penganiayaan, ancaman, atau konspirasi. Sedangkan pada kecemasan, proses berpikir ini umumnya tidak ada. 

Paranoia dan kecemasan bisa serupa. Paranoia dan kecemasan bisa muncul satu sama lain. Paranoia dapat menyebabkan ketakutan dan kecemasan yang signifikan berdasarkan keyakinan seseorang pada delusi, dan kecemasan dapat menyebabkan paranoia. Namun, ini tidak selalu terjadi.

Keduanya dapat menyebabkan perasaan tubuh yang serupa seperti jantung berdebar atau merasa gugup, tetapi proses berpikir untuk setiap kondisi berbeda. Setiap kondisi mungkin memiliki pilihan perawatan yang serupa, seperti terapi, pengobatan, atau keduanya. Namun, fokus perawatan ini berbeda untuk setiap kondisi, dan obatnya tidak selalu sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement