REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain jenis makanan yang dikonsumsi, cara memasak juga bisa memengaruhi risiko kanker. Metode memasak yang diketahui dapat mempengaruhi risiko kanker adalah masak dengan suhu tinggi.
Ketika makanan dimasak dengan suhu tinggi, ada produk sampingan alami yang akan terbentuk. Produk sampingan alami tersebut dikenal sebagai acrylamide.
Ada empat cara memasak yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk menghasilkan acrylamide. Keempat cara memasak tersebut adalah membakar makanan langsung di atas membakar, membakar dengan kontak langsung ke api, memanggang, dan menggoreng.
"Tes laboratorium menunjukkan acrylamide dalam asupan makan menyebabkan kanker pada hewan," jelas Food Standard Agency (FSA), seperti dilansir di New York Post, Kamis (6/1/2022).
Berdasarkan temuan ini, para ahli menilai acrylamide dari makanan juga memiliki potensi untuk memicu kanker pada manusia. Oleh karena itu, keberadaan acrylamide pada makanan sebaiknya dikurangi, untuk berjaga-jaga.
Anjuran ini sebenarnya sempat mendapatkan kritik. Alasannya, studi-studi pada hewan menggunakan dosis acrylamide yang jauh lebih besar dari jumlah yang mungkin dikonsumsi manusia dalam satu hari. Selain itu, masih belum ada data yang cukup mengenai seberapa banyak acrylamide pada makanan yang aman untuk dikonsumsi, dan seberapa banyak jumlah yang bisa memicu risiko kanker.
Terlepas dari itu, beberapa organsiasi seperti International Agency for Research on Cancer (IARC) yang merupakan bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Agensi Perlindungan Lingkungan AS memiliki pendapat yang sejalan dengan temuan studi. Organisasi ini menggolongkan acrylamide sebagai zat yang "mungkin" bisa bersifat karsinogenik pada manusia.
FSA mengungkapkan, ada alternatif cara memasak yang dapat digunakan untuk menurunkan risiko karsinogen akibat suhu memasak yang tinggi. Cara memasak tersebut meliputi baking atau membakar pada suhu rendah, slow cooking atau memasak lambat, merebus, dan presto atau pressure cooking.
Di sisi lain, Cancer Research masih menyangsikan kaitan antara acrylamide dengan kanker. Menurut badan ini, jenis makanan yang dikonsumsi memiliki peran lebih besar dalam memicu kanker dibandingkan cara memasak.
Untuk mencegah kanker, Cancer Research lebih merekomendasikan pola makan sehat dan seimbang. Pola makan ini mencakup lebih banyak konsumsi buah dan sayur, serta makanan yang tinggi serat.
"Pola makan yang sehat adalah yang rendah daging merah dan daging olahan, serta rendah makanan yang tinggi gula, lemak, dan garam," kata Cancer Research.
Saat masih ada perdebatan mengenai hubungan antara makanan yang dimasak dalam suhu tinggi dan makanan gosong dengan risiko kanker, ada satu faktor risiko yang sudah cukup jelas berperan. Salah satu faktor risiko tersebut adalah obesitas.
Faktor risiko lain yang juga mempengaruhi risiko kanker adalah konsumsi alkohol konsumsi daging merah, dan kebiasaan merokok. Selain faktor risiko yang bisa dimodifikasi, ada pula faktor risiko yang tak bisa dikendalikan seperti riwayat keluarga dan faktor genetik.