REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Centers for Disease Control and Prevention (CDC) baru saja memperpendek masa isolasi mandiri untuk pasien Covid-19 tak bergejala atau asimtomatik. Hal ini memicu kekhawatiran di antara para ilmuwan karena dalam panduan tersebut pasien Covid-19 tak diharuskan tes Covid-19 ulang sebelum kembali ke masyarakat.
Sebelumnya, pasien Covid-19 asimtomatik diharuskan untuk menjalani isolasi mandiri (isoman) selama 10 hari. Akan tetapi, CDC baru saja memperpendek masa isoman tersebut menjadi lima hari, ditambah dengan kewajiban untuk menggunakan masker selama lima hari di muka publik.
Beberapa ilmuwan menilai panduan ini cukup mengkhawatirkan karena tak ada rekomendasi yang mengharuskan pasien Covid-19 asimtomatik memiliki hasil tes Covid-19 negatif sebelum kembali beraktivitas ke tengah masyarakat. Sebagian ilmuwan menilai hal ini terjadi karena banyak warga Amerika yang kesulitan mendapatkan tes rapid antigen.
"(Hasil tes Covid-19 negatif setelah isoman lima hari) merupakan sesuatu yang sekarang sedang dipertimbangkan," jelas Kepala National Institute of Allergy and Infectious Diseases Dr Anthony Fauci, seperti dilansir Buzzfeed, Rabu (5/1/2022).
Direktur CDC Rochelle Walensky mengungkapkan alasan CDC tak menjadikan hasil tes Covid-19 negatif sebagai syarat bagi pasien untuk kembali ke tengah masyarakat setelah isoman. Menurut Walensky, hasil tes Covid-19 positif atau negatif setelah isoman tak menunjukkan apakah seseorang masih menularkan penyakit.
"Di sisi lain, kita tahu bahwa setelah lima hari, orang-orang kemungkinan tidak mentransmisikan virus, dan penggunaan masker semakin menurunkan risiko tersebut," ujar Walensky.
Selain itu, saat ini ada ratusan ribu orang Amerika Serikat yang terkonfirmasi positif Covid-19 setiap harinya. Oleh karena itu, masa isoman yang lebih pendek untuk pasien asimtomatik dinilai perlu dilakukan demi menjaga negara tetap berjalan.
Di sisi lain, saat ini varian Omicron mulai mendominasi kasus Covid-19. Beberapa studi telah memberikan bukti bahwa varian Omicron memicu gejala dan penyakit yang lebih ringan, khususnya pada individu yang sudah divaksinasi.
Yang menjadi kekhawatiran saat ini menurut Dr Fauci bukan angka kasus, tetapi jumlah kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Mengingat masih ada puluhan juta orang yang tak vaksinasi di Amerika Serikat, bukan tidak mungkin bila rumah sakit akan kewalahan menerima banyaknya pasien Covid-19.
"Karena meskipun banyak dari mereka (yang tak vaksinasi) yang asimtomatik dan bergejala ringan, cukup banyak juga yang mengalami gejala berat," ungkap Dr Fauci.